Kalteng Today – Palangka Raya, – Wanita muda bertubuh ceking dan berkacamata itu nampak tergopoh-gopoh mengiringi laju langkah sang ‘tamu’ yang berada disampingnya.
Sesekali langkah cepat mereka terhenti disebuah tempat. Dari kejauhan, sang ‘tamu’ yang merupakan pria bule terlihat melakukan komunikasi dengannya. Pembicaraan mereka terlihat serius.
Peluh yang menetes deras dari sela seragam kantornya tak jua dihiraukannya. Perempuan muda itu nampak terus berkonsentrasi dengan ‘tamunya’ nan menjulang itu.
“Saya tidak boleh terlihat capek atau tidak fokus sangat bertugas menjadi juru bahasa para tokoh yang merupakan tamu negara,”ujar Febrina Natalia memulai pembicaraan di siang itu, Selasa (13/10/2020).
Febry, Demikian dia biasa disapa, merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) saat ini ditunjuk menjadi juru bahasa dan penerjemah Pemerintah Provinsi Kalteng.
Dengan keahliannya ‘cas-cis-cus’ menggunakan bahasa Inggris, telah mengantarkan Wanita Dayak Kelahiran Palangka Raya mengenal para pesohor.
Sejumlah nama berpengaruh pernah ‘ditanganinya’ saat berkunjung Ke Kalteng.
Sebut saja mulai dari dari George Soros, investor keuangan global (Tahun 2010) , Tony Blair, Perdana Menteri Inggris saat itu (2011), Ban Ki Moon, Sekjen PBB (2011), Robert O. Blake, Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia (2015).
Juga sejumlah menteri dan duta besar negara lain yang berkunjung ke Kalteng.
Dia kemudian bercerita, sekitar Tahun 2010 saat mendapat tugas dari pimpinannya untuk menjadi juru bahasa tokoh keuangan dunia George Soros saat itu berkunjung ke Kalteng
Baca Juga: Kapolres Gumas Bagikan Bantuan Sembako Dari Presiden RI
Dia kemudian membayangkan, mendampingi tokoh yang punya nama besar, selain tugas menantang juga merupakan kesempatan langka.
“Tak banyak orang yang mempunyai kesempatan seperti ini, apalagi bisa dekat dengan tokoh seperti George Soros,”ujar wanita yang sudah menyelesaikan Strata 2 di Hokkaido University Jepang Tahun 2012 lalu.
Tak menyia-nyiakan kesempatan itu, iapun kemudian melakukan sejumlah persiapan dan riset kecil-kecilan seperti membuka-buka buku tentang sang tokoh hingga kembali membolak-balik kamus bahasa Inggrisnya, ujar lulusan Sastra Inggris Universitas Negeri Malang itu.
“Saya kalau dapat tugas selalu berusaha perfect. Karena saya tidak mau yang menjadi tanggungjawab saya cacat “kata ibu dari Georgia Arsilla.
Febrina mengaku, dari semua tamu negara yang pernah didampinginya, wanita ini ternyata sangat terkesan dengan Tony Blair, sang Perdana Menteri Inggris saat itu.
“Orangnya selain humble, smart, murah senyum dan yang jelas cakep,”ujarnya tersenyum malu.
Menurut Febry, semua tugas yang diembannya selalu berjalan dengan baik karena adanya dukungan pimpinan dan juga rekan sejawatnya di Biro Administrasi Pimpinan atau dulu dikenal dengan Biro Humas dan Protokol Kantor Gubernur Kalteng.
Tak hanya jago berbahasa Inggris, wanita ini ternyata juga mempunyai hobby menulis.
Bahkan ditengah kesibukannya, dia telah menghasilkan satu buku yang berjudul “Jadi Juru Bahasa Pemerintah : Bakat Atau Tuntutan Profesi”.
Dia mengaku menulis buku itu selain untuk menuliskan pengalamannya dilapangan juga untuk menggugah siswa sekolah menengah atas untuk terus menekuni bahasa, teruatama bahasa Inggris, ujar lulusan SMAN 2 Palangka Raya itu.
“Buktinya, dengan kemampuan yang saya miliki kita juga bisa berkembang dan maju ,”ujar putri Prof.Holten S. Bahat. [Red]
Discussion about this post