Kaltengtoday.com, Tamiang Layang – Orang Kalimantan tentu tidak asing dengan istilah “wadi”, sebagai teknik fermentasi tradisional untuk mengawetkan makanan. Caranya adalah menaruh ikan ataupun daging, khususnya –maaf- daging babi hutan, ke dalam toples atau tempat tertutup lain. Kemudian diberi air dan garam dalam jumlah yang agak banyak. Garam yang dipakai pun biasanya garam yang kasar.
Bicara wadi dari daging babi hutan,atau yang dalam Bahasa Dayak Maanyan disebut “Wadi wawui”, adalah salah satu teknik memperpanjang usia ekonomis daging konsumsi. Maklum, jaman dulu belum ada teknologi pendingin bahan makanan atau freezer. Sehingga Suku Dayak pun menciptakan teknik pengawetan daging konsumsi dengan cara difermentasikan (wadi).
Yang membedakan antara pembuat wadi satu dengan lainnya adalah ketepatan dalam mencampur, serta rasa atau intuisi yang ia miliki sebagai seorang cook-mixer. Meski juga ada teknik maupun komposisi bahan lain yang dirahasiakan.
Dan ternyata,wadi wawui juga sudah dijadikan komoditas bisnis yang punya segmen pasar luas. Salah satu pengusaha makanan kemas wadi wawui dari Tamiang Layang, Aryadi Kusuma, malah mengaku jika produknya juga sampai ke mancanegara.
Baca Juga : 3 Makanan Khas Kalimantan Tengah Yang Wajib Untuk Dicoba
“Ada konsumen saya yang selalu order, dari Anaheim, di negara bagian California-AS sana, Mas. Dan memang banyak pemesan wadi wadui Tjap Sinta Inehku datang dari luar daerah maupun luar pulau. Karena kami juga memasarkan melalui on-line. Digital marketing lah,” kata lelaki asli Dayak Maanyan yang fasih pula berbahasa Jawa, dan sehari-harinya merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Tamiang Layang itu, tadi pagi (Minggu, 10/ 10).
Masih kata alumnus SMAN 1 Semarang, Jawa Tengah tersebut, usaha kuliner wadi wawui Tjap Sinta Ineku sudah ditekuninya mulai tahun 2016. Seperti yang ia yakini, bisnis sampingan inipun kemudian melebar, berkembang hingga sekarang.
Baca Juga : 5 Makanan Khas Kalimantan Tengah dengan Cita Rasa Berbeda
Produk ini, memang bertarget market khusus. Sama seperti dendeng babi hutan alias dendeng celeng, yang ada di Pulau jawa, dengan konsumen khusus. Dan terlepas dari persoalan apapun, yang jelas wadi wawui juga semestinya dicatat sebagai salah satu rujukan kuliner bagi para wisatawan yang datang ke Bumi Tambun Bungai, Kalimantan Tengah, untuk berburu makanan non halal. Terlebih lagi jika datang ke Gumi Jari Janang Kalalawah, Kabupaten Barito Timur. [Red]
Discussion about this post