Kaltengtoday.com, Palangka Raya – Dengan telah ditutupnya jalur perseorangan untuk maju sebagai Calon Gubernur (Cagub) dan Bakal Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), maka menggunakan jalur Partai politik (Parpol) adalah satu-satunya langkah yang harus ditempuh para bakal calon untuk memastikan diri maju di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kalteng Tahun 2024.
Menurut, Pengamat Politik, Jhon Retei Alfri Sandi konfigurasi pasangan calon (Paslon) hanya bergantung pada kursi Parpol yang ada di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalteng.
Baca Juga : SHD Miliki Potensi Besar Maju di Pilgub Kalteng 2024
Dan, saat ini kondisi total kursi DPRD Kalteng berjumlah 45, dengan PDI Perjuangan yang menjadi pemenang atau peraih kursi terbanyak dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) yang dilaksanakan pada 14 Februari 2024 lalu, dengan mengantongi 10 kursi.
“Kalau misalnya PDI Perjuangan sudah pasang Paslon A, maka paslon yang tidak diusung harus mencari strategi lain untuk maju,” katanya kepada awak media, Sabtu (13/7/2024).
Ia menjelaskan, saat ini Partai Golkar sudah mulai mengerucut ke salah satu Paslon, lalu Partai Demokrat juga dianggap sama. Namun, dengan kondisi tersebut di waktu-waktu akhir menurutnya total Paslon yang akan maju di Pilgub masih sangat dinamis atau belum menentu.
“Sampai menit-menit akhir semua kemungkinan bisa saja terjadi. Karena kontestasi ini semua penuh dengan strategi dan hitung-hitungan,” tuturnya.
Ia menjelaskan, strategi calon untuk memborong partai juga bisa saja terjadi, khususnya agar memuluskan misi calon agar dapat maju di Pilgub yang akan dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalteng pada 27 November 2024 mendatang.
“Membeli partai itu juga merupakan bagian dari strategi. Memborong partai itu kan bagian dari langkah strategis, utamanya untuk menghadang kandidat lain agar bisa maju di kontestasi Pilgub,” terangnya.
Baca Juga : Alue Dohong Bulat Batal Maju di Pilgub 2024
Dan, ia membeberkan, secara hitung-hitungan untuk membeli perahu partai dianggap lebih murah jika dibandingkan maju melalui calon perseorangan menghadapi kontestasi Pilgub.
“Iya, lebih murah maju dengan memborong partai daripada maju melalui calon perseorangan. Nah, kalau secara teorinya ya seperti itu,” tutupnya.[Red]
Discussion about this post