kaltengtoday.com, Tamiang Layang – Berdasarkan Data Survei Status Gizi Barito Timur (SSGI) tahun 2022, angka stunting di kabupaten ini mencapai 26,9 %. Dibanding data sebelumnya (tahun 2021), yaitu 33,7 %, merupakan sebuah prestasi penurunan. Tepatnya turun sebesar 6,8%.
Stunting menjadi prioritas nasional, sehingga Presiden Djoko Widodo menargetkan prevalensi turun menjadi 14 % di tahun 2014 mendatang. Oleh sebab itulah, tahun depan tentunya diharapkan terjadi indeks penurunan yang lebih banyak lagi dari yang sudah ada.
Baca Juga : Â Pemda Gumas Cegah Stunting Dari Hulu
Adapun beberapa poin penting yang harus dilakukan dalam upaya penurunan stunting lebih jauh antara lain; pembentukan dapur sehat, rembuk stunting disertai mini lokakarya dari tingkat desa sampai kecamatan,.pemberian tablet tambah darah pada remaja dan ibu hamil, serta pengadaan alat antropometri di Puskesmas. Serta tak kalah penting adalah pemberian bahan pangan bergizi untuk sasaran keluarga berisiko stunting.
Dari langkah-langkah yang ditempuh oleh otoritas daerah ini, nampaknya sudah mulai dijalankan. Terbukti dari komentar beberapa warga masyarakat, khususnya ibu hamil atau beranak balita di pedesaan, yang mengaku sering diberi makanan bergizi di Posyandu atau Poskesdes.
Baca Juga :Â Â Turunkan Stunting, DP3AP2KB Pulpis Gelar Pertemuan dan Pembinaan Poktan
“Biasanya berupa susu, biskuit berkalori atau kacang hijau. Senang, Pak. Itu sangat membantu memenuhi gizi kami sebagai ibu menyusui,” tutur seorang ibu warga lokasi transmigrasi Desa Wuran, Kecamatan Karusen Janang saat berbincang tadi (Jumat, 26/05/2023).
Sementara, seperti yang dikatakan Bupati Bartim melalui Plt Asisten 1 Ari Panan Lelu SH, bahwa Pemkab Bartim sangat concern terhadap upaya penurunan stunting lebih jauh lagi. Oleh sebab itu, lintas koordinasi selalu dilakukan agar kelak Bartim bebas dari ancaman stunting. [Red]
Discussion about this post