Kalteng Today – Palangka Raya, – Tumor atau kanker payudara yang diderita Seorang Ibu bernama Maimunah (37) sejak lama kini sudah berhasil angkat.
Tumor yang beratnya sekitar 12 kg dan menyerupai bola kaki berhasil diangkat oleh seorang dokter Bedah Kanker bernama dr. Faison, Sp.B (K) dan timnya dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Doris Sylvanus Palangka Raya belum lama ini.
Keberhasilan diceritakan kembali oleh dr. Faison kepada wartawan Kamis (11/3/2021).
“Ini adalah sebuah Operasi Bedah Tumor yang terbesar sepanjang pengalaman saya sebagai mengangkat dokter kanker Tumor mencapai berat 12 Kg,”ujarnya memulai cerita.
Ia menuturkan, keberhasilan tersebut tidak terlepas dari kerja keras bersama tim Doker lainnya, mulai masa observasi terhadap pasien hingga pelaksanaan Operasinya.
“Operasi pengangkatan Tumor Ganas ini dilakukan kurang lebih lima jam nonstop. Kita angkat payudaranya dan itu tidak ada pilihan lain agar Tumor tersebut tidak menyebar ke jaringan organ tubuh yang lain pada diri pasien,” katanya.
Faison juga menjelaskan, dalam penanganan Operasi Tumor ini tentu beda penanganannya dengan penyakit biasa.
Dia harus pastikan terlebih dahulu jenis kanker tersebut dengan melakukan diagnosa, baik melalui tahapan radiologi, Laboratorium hingga melakukan pengambilan sampel.
“Kami juga harus menentukan stadium dari tumor tersebut, Jika sudah menyebar maka dikategorikan stadium empat dan tidak mungkin dilakukan operasi.
“Namun dalam kasus ini masih bisa dioperasi, walau sebelumnya memeriksa seberapa lekat hal itu berada di dinding dada, sehingga dilaksanakan ST Scan,” jelasnya.
Setelah melalui sejumlah tahapan pemeriksaan itu dan mendapatkan ada indikasi bahwa hal itu harus dioperasi, maka baru bisa dilakukan proses pengangkatan tumor tersebut.
“Pada kasus pasien yang kami tangani tersebut ada indikasi operasi maka dilakukan berbagai persiapan untuk melaksanakan operasi tersebut,”ungkapnya.
Adapun langkah-langkahnya berupa toleransi operasi, seberapa besar resiko operasi, bagaimana kondisi pasien, Seperti jantung harus optimal, tekanan darah hingga fungsi ginjal, liver dan lainnya.
“Jadi kita melakukan operasi, sebelum itu sudah konsultasi dengan ahli masing-masing sampai dinyatakan ada persetujuan, lalu ke tahap operasi” bebernya.
Ia juga mengungkapkan bahwa sebelumnya belum pernah menangani pasien yang dioperasi dengan tumor sebesar 12 Kg.
“Jujur, biasanya saya operasi tumor-tumor kecil tak pernah menyediakan darah, tetapi kasus pasien tersebut saya instruksikan persediaan darah sebanyak empat kantung, dan Alhamdulillah hanya 2 kantong yang terpakai” ujarnya.
Persediaan darah tersebut mengingat tumor yang ada di pasien itu sudah sangat besar dan harus segera mendapat tindakan medis.
“Saat persiapan dilakukan, ternyata pasokan darah tak mudah didapat hingga jadwal Operasi juga harus tertunda. Padahal waktu itu, sudah direncanakan pada Sabtu bulan lalu. Tetapi selang beberapa hari akhirnya bisa dioperasi setelah persediaan darah yang dibutuhkan ada” bebernya.
“Setelah operasi dilaksanakan, pasien saya arahkan untuk dilakukan perawatan ke ruangan ICU untuk dimonitor lantaran di ruangan itu pengawasannya lebih detail dan intensif” jelasnya.
Tumor dengan 12 kg tersebut menurut dia adalah yang terberat dan pertama kali ditanganinya.
“Itu rekor selama saya menjadi dokter. Kalau yang dibawa 12 kg sudah sering saya tangani, harapan saya sih mudah-mudahan tidak ada lagi pasien yang mengalami hal seperti hal seperti itu” katanya.
Dia menambahakan, keuntungan tindakan medis pengangkatan Tumor Payudara pasien itu lantaran pasien masih berusia 35 tahun dan dikategorikan masih muda dan fisiknya juga tergolong masih kuat ditambah tidak ada penyakit penyerta atau kombor bit. Baik itu jantung, kencing manis, asma maupun lainnya.
“Jujur saya tak menyangka pasien tersebut pulihnya cepat dan kondisinya saat ini sudah bagus, saya sangat apresiasi dengan semangat pasien tersebut yang ingin sembuh,” terangnya.
Baca Juga :
Orang Tua Wajib Awasi Anaknya agar Tidak Terjerumus Pergaulan Bebas
Bupati Katingan Sambut 234 Mahasiswa KKN Universitas Palangka Raya
Untuk penanganan selanjutnya, dr. Faison mejelaskan adalah harus melalui sinar radioterapi, namun bukan di Palangka Raya, tujuannya adalah untuk mematikan sel tumor yang mungkin masih ada tersisa pasca Operasi.
“Kalau saya boleh sarankan, terapi ke Rumah Sakit di Semarang karena penangannya bisa cepat disana, lantaran rumah sakit di sini belum memiliki fasilitas tersebut. Harapannya nanti RSUD Doris Sylvanus bisa juga memiliki fasilitas tersebut agar pasien bisa ditangani tanpa jauh ke daerah lain,” jelasnya.
Untuk diketahui di Provinsi Kalimantan Tengah paling banyak penderita tumor payudara berkisar di umur 40 tahun keatas, untuk terhindar dari penyakit tersebut bisa dengan cara menjaga pola hidup sehat, sering berolah raga, menjaga makanan yang tidak terkontaminasi pestisida. [Red]
Discussion about this post