kaltengtoday.com – Ketua DPRD Kalimantan Tengah Wiyatno mengingatkan sekaligus meminta Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu setempat, menyimpan seluruh anggaran pemilihan kepala daerah 2020 ke Bank Pembangunan Daerah atau Bank Kalteng.
Seluruh instansi di provinsi ini seharusnya mendukung dan membantu tumbuh serta berkembangnya Bank Kalteng yang merupakan milik pemerintah daerah, kata Wiyatno saat dihubungi melalui telepon genggam dari Palangka Raya, Kamis.
“Ini saya bersama Komisi 1 DPRD Kalteng sedang kaji banding ke Nusa Tenggara Barat (NTB), salah satunya ke Bank NTB Syariah. Itu kami lakukan agar mendapat referensi bagaimana memajukan bank milik daerah. Hasilnya, ya jadi masukan bagi Bank Kalteng agar terus tumbuh dan berkembang,” ucapnya.
Wiyatno pun mengaku tak habis pikir dengan langkah Komisioner KPU dan Bawaslu Kalteng yang lebih memilih menyimpan anggaran Pilkada 2020 ke Bank Tabungan Negara (BTN), dibandingkan ke Bank Kalteng. Padahal anggaran yang jumlahnya hampir setengah triliun rupiah itu berasal dari APBD Kalteng.
Dia mengatakan sekalipun langkah KPU dan Bawaslu Kalteng penyimpanan anggaran pilkada ke BTN sesuai prosedur, namun perlu diingat bahwa DPRD bersama Pemerintah Provinsi dalam menyediakannya harus menunda banyak program pembangunan daerah.
“Kalau anggaran pilkada itu disimpan di Bank Kalteng, tentu akan berdampak besar terhadap tumbuh dan berkembangnya bank asli milik daerah tersebut. Deviden yang didapat Pemerintah se-Kalteng selaku pemegang saham pun akan semakin meningkat,” kata Wiyatno seperti dilansir Antara (27/2).
Apabila deviden yang diterima pemerintah se-Kalteng meningkatkan dari Bank Kalteng, lanjut dia, jelas akan berdampak besar terhadap pendapatan asli daerah (PAD). Ketika PAD meningkat, maka banyak program pembangunan yang dapat dibiayai dan dikerjakan oleh pemerintah se-Kalteng.
“Ini harus dipahami Komisioner KPU dan Bawaslu Kalteng kenapa sangat penting anggaran pilkada disimpan di Bank Kalteng. Jadi, saya ingatkan sekali lagi, anggaran Pilkada Kalteng 2020 harus disimpan di Bank Kalteng,” tegas Wiyatno.
Dikatakannya semua mengetahui bahwa Bank Kalteng didirikan atau dibentuk dari modal/saham yang berasal dari Pemerintah se-Kalteng. Di mana Gubernur dan Bupati Wali Kota se-Kalteng merupakan pemegang saham penuh.
Kegiatan usaha untuk jasa lainnya dikemas berupa Jasa kirim uang (transfer), Keterangan Bank, Garansi Bank, payment poin seperti pembelian pulsa telpon, pembayaran listrik, pembayaran pajak kendaraan yang kesemuanya itu sudah ada produk dan layanannya di Bank Kalteng.
Hasil usaha tersebut berupa keuntungan atau laba dimana sebagian laba tersebut setiap tahunnya dibagikan kepada pemegang saham berupa dividen. Dari sisi pemerintah dividen atau pembagian laba dari Bank Kalteng ini diterima sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Besaran PAD yang berasal dari dividen Bank Kalteng ini jumlahnya ratusan miliar per tahun. Jadi, kalau kita cinta daerah kita, cinta dengan Kalimantan Tengah dan ingin berkontribusi untuk peningkatan PAD maka menabunglah di Bank Kalteng, mengajukan pinjaman atau kredit di Bank Kalteng dan juga bertransaksi di Bank Kalteng,” kata Wiyatno.
Dhann-KT
Discussion about this post