kaltengtoday.com, Kapuas – Kasus kematian terhadap ternak babi akibat terinfeksi African Swine Fever(ASF),sehingga langka cepat di lakukan Dinas Pertanian melalui bidang Peternakan menurunkan tim Kesehatan Hewan (Keswan).
Plt Kepala Dinas Pertanian Yaya melalui Kasi Keswan drh Anik Ariswandani menyampaikan, saat ini ada banyak kejadian kematian pada ternak babi dalam jumlah besar termasuk di Kabupaten Kapuas. Babi mati dengan gejala demam, tidak mau makan, lemah, ambruk, dan ada bercak kemerahan di kulitnya.
.”Diketahui bahwa bai-babi tersebut mati karena infeksi penyakit African Swine Fever (ASF).,”kata Kasi Keswan drh Anik Ariswandani,Rabu (8/12/2021),
Dijelaskannya, dalam rangka penanggulangan penyakit ASF,pihaknya melaksanakan penyuntikan serum convalensent pada sekitar 70 ekor ternak babi. di Kabupaten Kapuas.
‘Kami laksanakan program penyuntikan di 2 kecamatan yaitu Kecamatan Kapuas Hilir dan Kecamatan Basarang. Memberikan suntikan srum yang dilaksanakan 3x pada babi yang sama dengan interval pengulangan setiap 10 hari.,”terangnya.
Baca Juga : Â Waket Satu Harapkan Bantuan Sembako Dari Pemkab Kapuas Tepat Sasaran
Ditambahkan dia, plasma Convalesent didapat dari ternak babi yang bertahan hidup setelah terinfeksi ASF. akibat babi yang terserang ASF, tubuhnya memproduksi antibodi yang melawan virus . Protein ini mengapung di plasma, komponen cair darah. Antibodi dapat diambil dari pasien yang telah pulih.
Baca Juga : Â Pemkab Kapuas Salurkan Logistik Untuk 3.636 KK Terdampak Banjir
“Kita bisa disuntikkan ke dalam darah babi lain untuk membantu mereka melawan infeksi yang sama. Ini disebut juga imunisasi pasif. Dari kegiatan ini diharapkan ternak babi yang sudah disuntik serum akan tahan terhadap serangan penyakit ASF,”pungkasnya. [Djim KT]
Discussion about this post