kaltengtoday.com, Lifestyle – Beberapa minggu terakhir, media sosial dipenuhi rasa kaget dan cemas dari kisah hilangnya anak Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, di sungai Aare Swiss yang bernama Emmeril Khan Mumtadz (Eril).
Rasa kaget dan kecemasan berubah menjadi haru ketika akhirnya Eril dinyatakan meninggal dunia, setelah lebih dari sepekan pencarian tidak membuahkan hasil yang diinginkan.
Ridwan Kamil, istri dan anak perempuannya sudah kembali pulang ke Indonesia setelah lebih dari 6 hari ikut dalam pencarian. Namun usaha pencarian masih tetap dilakukan yang didampingi langsung oleh adik kandung Ridwan Kamil.
Sejak hari itu ucapan belasungkawa dari segala lapisan masyarakat bermunculan. Baik dari masyarakat biasa, public figure, tokoh, pejabat, hingga Presiden memberi dukungan berupa doa hingga mengirim karangan bunga.
Sampai saat ini, Gedung Pakuan, rumah dinas Gubernur Jawa Barat dipenuhi oleh masyarakat yang berdatangan karena ingin mengucapkan doa dan ucapan belasungkawa langsung kepada keluarga Ridwan Kamil.
Baca Juga :Â Gokil! Indomie Goreng Dijual Rp160 Ribu di Kanada, Pembeli Antre hingga Berjam-jam
Tidak semua bisa hadir ke lokasi, jutaan doa virtual dan ucapan dukacita pun membanjiri setiap linimasa berbagai platform social media.
Semoga keluarga Ridwan Kamil diberi ketegaran, saudara Eril segera ditemukan.
Berbicara tentang ucapan dukacita, ada beberapa etika dasar yang wajib kita ketahui ketika iktu berbelasungkawa. Terutama ucapan di media sosial yang lebih terbuka.
Berikut ini etika ucapkan rasa dukacita di media sosial yang harus kita pahami:
Biarkan Keluarga Korban yang Pertama Kali Unggah Berita
Apapun musibah yang dialami keluarga korban, siapapun yang menjadi korbannya. Jangan pernah mengunggah rasa dukacita terlebih dahulu sebelum keluarga yang bersangkutan memposting atau mengumumkan beritanya.
Selain tidak sopan, itu juga bukan hak kita sebagai pihak lain hingga harus mengumumkan rasa dukacita terlebih dahulu di media sosial.
Ucapan Turut Berduka Cita
Jika tidak terlalu dekat secara personal dengan keluarga korban dan ikut berbelasungkawa, kita bisa tinggalkan komentar di postingan keluarga korban, atau membuat cuitan personal dengan caption ucapan turut berduka cita dengan kata-kata yang baik, dan menguatkan.
Baca Juga :Â Kotim Berduka, Wakil Bupati periode 2010-2021 HM Taufik Mukri Tutup Usia
Jangan menebar hoax atau komentar negative
Apapun musibah yang dialami oleh keluarga korban, jangan pernah mencari info palsu apalagi ikut menyebarkannya. Jangan pula mengait-ngaitkan musibah yang terjadi dengan beberapa ucapan negative seperti mitos atau mencari kesalahan korban.
Stop! Sebatas ucapan duka cita saja, tidak harus ditambah dengan komentar negative, menyinggung apalagi menyebar berita hoax.
Jangan Tag Akun Mendiang
Jika kita memang ingin mengucapkan secara langsung di media sosial dengan meunggah postingan pribadi, sebaiknya jangan tag akun mendiang. Karena selain itu ranah privasi, hal ini bisa menambah kesedihan bagi keluarga yang ditinggalkan.
Ucapkan belasungkawa langsung
Jika mereka yang tertimpa musibah adalah orang dekat secara personal, batasi ucapan dukacita melalui media sosial. Datang langsung ke kediaman keluarga korban atau ucapkan belasungkawa dan pesan menguatkan secara pribadi.
Itulah beberapa etika dasar yang harus kita ketahui dan lakukan saat ada orang yang terkena musibah dan kita ingin ikut berbelasungkawa. [Red]
Discussion about this post