Kaltengtoday.com, Palangka Raya – Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah (BPS Kalteng) mencatat, pada September 2025 terjadi inflasi year-on-year (y-on-y) sebesar 2,35 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 108,08.
Angka ini menunjukkan adanya kenaikan harga secara umum dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga : BPS Kalteng : Ketimpangan Gender Kalteng Capai 0,549, Perlu Perbaikan Lintas Dimensi
Kepala BPS Kalteng, Agnes Widiastuti, menjelaskan bahwa inflasi tertinggi di provinsi ini terjadi di Kota Sampit dengan laju 2,76 persen dan IHK sebesar 108,00.
Sementara itu, inflasi terendah tercatat di Kota Palangka Raya dengan angka 2,17 persen dan IHK sebesar 107,73.
“Perbedaan tingkat inflasi antar kota disebabkan oleh variasi harga komoditas penyumbang inflasi, terutama pada kelompok makanan, minuman, serta transportasi,” ujar Agnes.
Ia menambahkan bahwa tekanan inflasi di Sampit dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan pangan seperti cabai merah, beras, dan daging ayam ras, yang masih menjadi komoditas dominan di pasar lokal.
Secara bulanan (month-to-month/m-to-m), Kalteng mengalami inflasi sebesar 0,33 persen, yang menunjukkan adanya kenaikan harga dari bulan Agustus ke September 2025.
Baca Juga : BPS Kalteng Sampaikan TPT sebesar 4,01 persen
Adapun inflasi year-to-date (y-to-d) atau kumulatif sejak awal tahun hingga September 2025 tercatat sebesar 1,35 persen.
Agnes menuturkan, BPS akan terus memantau pergerakan harga di pasar dan bekerja sama dengan pemerintah daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk menjaga stabilitas harga menjelang akhir tahun.
“Koordinasi antarinstansi menjadi kunci agar inflasi tetap terkendali dan daya beli masyarakat terjaga,” katanya.[Red]














Discussion about this post