Kaltengtoday.com, Tamiang Layang – Setelah stabil di kisaran Rp 10 ribu-an, beberapa lama, sekarang harga getah sadapan merosot turun sampai ke angka Rp 9 ribu. Meski tidak drastis, para penyadap khawatir hal ini kembali terjadi mingu depan dan lama-lama harga karet drop lagi.
“Kami berharap kemerosotan harga getah ini samai di sini saja. Jangan lagi tambah turun. Sebab dibanding kenaikan harga beberapa barang, ini jadi ironi,” ucap Yoyok, salah seorang warga Desa Rodok, Kecamatan Dusun Tengah, kepada media ini pagi tadi (Kamis, 19/ 5).
Baca Juga : Â Lepas Rombongan ke FBIM Kalteng, Bupati Bartim Harapkan Sabet Gelar Juara
Meski mengaku bukan petani karet yang sehari-hari menyandarkan ada hasil sadapab, tapi Yoyok mengaku jika dari hasil menyadap, bisa menopang pendapatan rutin mingguannya.
Sementara menurut Tinus, waga Kecamatan Dusun Tengah lain, yang pernah duduk di pengurusan asosiasi petani karet, mengatakan jika ini harusnya menjadi perhatian Pemkab Bartim yang tempo hari mengadakan perjalanan dan studi banding tentang karet di Kalbar.
“Ini problem nyata yang berulang tiap tahun. Jadi, begitu nanti Pemkab merealisasi kemitraan dengan investor mendirikan pabrik getah, keluhan petani seperti sekarang tidak boleh terdengar lagi,” ucapnya.
Di beberapa kecamatan yang terkenal dengan kualitas getahnya pun, penurunan harga getah juga tak terhindarkan. Bedanya,, di sana tak terllau anjlok. Paling hanya turun Rp 500 per kilogramnya. Seperti di Desa Kalamus, Kecamatan aku atau di Desa Hayaping dan sekitarnya di Kecamatan Awang,.
Baca Juga : Â Wakil Bupati Bartim Imbau Warga Ikut Bantu Petugas Jaga Kebersihan Lingkungan
Namun tetap saja, kenormalan bahkan kenaikan harga getah lagi, menjadi sesuatu yang diharapkan petani. Karena dengan harga yang stabil, di atas Rp 10 ribu, menjadi barometer “cukup mapan” bagi petani karet lokal. [Red]
Discussion about this post