Kalteng Today – Sampit, – Petani karet semakin terjepit akibat harga jual yang tidak kunjung naik, ditambah kurangnya perhatian pemerintah untuk memberikan solusi terhadap persoalan yang dihadapi mereka. Padahal, di sektor perkebunan ini, masyarakat bisa hidup sejahtera jika mendapat perhatian serius.
Sejak turun temurun perekonomian masyarakat hampir diseluruh Kecamatan di Kabupaten Kotawaringin Timur sedikit banyak nya masih bergantung dan ditopang oleh hasil kebun karet. Jika harga membaik dan akan stabil hasil karet termasuk salah satu sumber mata pencaharian sebagian masyarakat.
Salim salah seorang masyarakat Desa Luwuk Ranggan, Kecamatan Cempaga mengeluhkan harga jual karet yang tidak kunjung naik. Ia berharap agar pemerintah harus memberikan solusi terhadap persoalan yang dihadapi mereka.
“Tidak muluk-muluk ada sedikit bantuan saja untuk menunjang produktivitas kebun karet kami ditengah harga jual yang rendah juga sangat bersyukur, karena sampai dengan saat ini bentuk perhatian dari pemerintah itu memang belum ada,” ungkap Salim, Sabtu (20/6/2020).
Salim mengaku sejak dulu harga jual karet tidak menentu kadang sedikit naik namun apabila turun sangat drastis, karena itu ia berharap setidaknya ada upaya pemerintah untuk membantu mereka yang berprofesi dan mengandalkan hasil kebun karet.
“Misalkan memberikan bantuan untuk menunjang produksi karet seperti obat perangsang getah, mangkok sadap karet, dan tawas. Setidaknya dengan adanya bantuan seperti itu bisa menunjang hasil karet kami,” jelas Salim.
Ia juga mengatakan, transaksi penjualan karet di Kecamatan Cempaga langsung dijemput oleh pengepul menggunakan kendaraan roda empat “pick up” kebun, dan cara tersebut sudah cukup membantu mereka.
“Biasanya getah karet kami jual setiap hari Kamis, dan pembeli langsung datang ke kebun menggunakan pick up, dengan harga berkisar sampai Rp.10.000 per kilogram nya, namun saat ini harga sedang turun, yakni berkisar diantara Rp.5000,” tutur Salim.
Baca Juga: Wow, Uang Koin Rp 1000 Gambar Kelapa Sawit Dijual Hingga Puluhan Juta
Sementara itu warga lainnya Ejon Desa Sei Ubar Mandiri Kecamatan Cempaga Hulu mengatakan, saat ini harga karet anjlok, padahal di saat seperti inilah masyarakat sangat membutuhkan pendapatan yang lebih banyak.
“Harga karet saat ini hanya sekitar Rp5.000/kg padahal sebelumnya normalnya Rp10.000/kg. Kondisinya saat ini memang sangat membutuhkan bantuan,” kata Ejon.
Anjloknya harga karet membuat sebagian warga memilih tidak memanen. Jika memanen pun, karet disimpan sebagai tabungan yang baru dijual ketika harga karet kembali stabil. Ada pula yang menjual karet namun hanya secukupnya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Dia berharap harga karet kembali stabil sehingga petani bisa mendapatkan penghasilan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. [Red]
Discussion about this post