Kalteng Today – Kuala Kurun, – Kabupaten Gunung Mas (Gumas), keluar sebagai juara pertama atas penilaian kinerja penanganan stunting untuk aksi 1 sampai dengan aksi 4 dari 8 aksi konvergensi menangani stunting.
Penghargaan tersebut, diterima Wakil Bupati Gumas Efrensia LP Umbing sebagai Pengarah dalam Tim Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting (KP2S) dan sekaligus sebagai Ketua TKPK Gumas, dari Gubernur Kalteng Sugianto Sabran melalui Sekda Provinsi Kalteng Fahrizal Fitri dalam kegiatan Rapat Koordinasi Tim
Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) tingkat provinsi Kalteng, di Aula Bappedalitbang Kalteng, Kamis (22/10/2020) lalu.
Penghargaan itu, atas Penilaian Kinerja (PK) oleh Tim Panelis Provinsi Kalteng dan didampingi oleh Tim Tenaga Ahli LGCB – ASR INEY Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri di Aula Bappedalitbang Provinsi Kalteng.
“Kegiatan penanganan stunting ini merupakan pekerjaan yang bersifat keroyokan. Artinya tidak hanya dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Gunung Mas saja, melainkan dilaksanakan multi sektor. Baik itu Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah, tokoh masyarakat, tokoh agama, dunia usaha, dan yang paling utama adalah masyarakat itu sendiri,” ucap Kepala Bappedalitbang Gumas Yantrio Aulia dalam rilisnya yang diterima Kalteng Today, Senin (26/10/2020) malam.
Ia mengatakan, Kabupaten Gumas sebagai lokus (lokasi khusus) intervensi stunting untuk tahun 2020, telah menetapkan 8 (delapan) Desa dan 2 (dua) Kelurahan lokus penanganan. Pasangan untuk tahun 2021, telah ditetapkan 9 (sembilan) Desa dan 1 (satu) Kelurahan lokus.
“Sehingga, total ada 17 Desa dan 3 Kelurahan yang fokus ditangani namun tidak melupakan Desa dan Kelurahan yang ada di Kabupaten Gunung Mas,” katanya.
Baca Juga: Jangan Mendirikan Bangunan Di Jalur Terlarang
Ia menambahkan, sebagai informasi, data Stunting di Kabupaten berjuluk Habangkalan Penyang Karuhei Tatau, pada tahun 2018 hasil Riset Kesehatan Dasar yaitu 38,2 persen.
“Pada tahun 2019 hasil survey SUSENAS dan SGBI yaitu 32,83 persen. Sedangkan pada tahun 2020 update data lapangan per Oktober melalui aplikasi e-PPGBM Kementerian Kesehatan yaitu berada pada angka 22,11 persen,” demikian Yantrio Aulia. [Jek-KT]
Discussion about this post