Kalteng Today – Palangka Raya, – Gubernur Kalteng, H. Sugianto Sabran meminta agar Dinas terkait dapat mengantisipasi terhadap stok ataupun ketersediaannya agar tidak terjadi kelangkaan, di mana kelangkaan pasokan bahan pokok (Bapok) tersebut akan berdampak terhadap fluktuasi atau naiknya harga.
Hal ini dikatakan Gubernur Kalteng, H. Sugianto Sabran,dalam sambutanya yang dibacakan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalteng Fahrizal Fitri pada acara Rapat Koordinasi dalam Rangka Stabilisasi Harga dan Pasokan Barang Kebutuhan Pokok Menjelang Puasa dan Hari Raya Idul Fitri 1442 H/2021 M di Kalteng, bertempat di Hotel Aquarius Botique, Lantai III, Rabu (07/04/2021).
“Seperti yang kita ketahui, tidak berapa lama lagi kita akan memasuki hari besar keagamaan nasional, di mana pada minggu depan kita telah masuk bulan puasa selama 1 bulan dan selanjutnya akan memasuki peringatan Hari Raya Idul Fitri dan tentu diiringi dengan terjadinya peningkatan permintaan bahan kebutuhan pokok , untuk itu saya minta di antisipasi agar tidak langka .”kata Gubernur dalam keterangan tertulis Biro Adpim Setda Pemprov Kalteng, Rabu (7/4/2021).
Ditambahkan pula, bila terjadi kenaikan harga bahan kebutuhan pokok, sangat berdampak kepada daya beli masyarakat, terutama masyarakat yang kurang mampu yang semakin tertekan dengan kenaikan berbagai bahan kebutuhan pokok tersebut, apalagi situasi seperti saat ini berada di tengah pandemi Covid-19 yang tentu juga mengganggu perekonomian secara umum, ujarnya.
“Pada kesempatan ini, saya juga minta kepada Kepala Dinas terkait, baik lingkup Provinsi maupun Kabupaten Kota, agar selalu berkoordinasi untuk menjaga kecukupan stok bahan kebutuhan pokok dan yang perlu diperhatikan adalah bagaimana keamanan dan kelancaran arus distribusi barang di tengah pandemi Covid-19, mengingat bahan kebutuhan pokok di Kalteng sebagian besar dipasok dari luar daerah Provinsi tetangga.”ujarnya.
Baca Juga : Pemda Diminta Jaga Stabilitas Harga Sembako Jelang Bulan Puasa
Ke depan, Pemerintah Provinsi Kalteng mengharapkan adanya usaha-usaha mandiri berkenaan dengan kebutuhan bahan pokok dengan adanya program Food Estate, sebuah program jangka panjang Pemerintah Indonesia yang berguna untuk menjaga ketahanan pangan dalam negeri, yang tidak hanya menyediakan kebutuhan padi atau beras, tetapi akan ada juga penyediaan berkenaan dengan kombinasi di sektor peternakan, di sektor perkebunan, dan di sektor perikanan. Hal ini diharapkan sebagai bagian-bagian untuk penyediaan kebutuhan utama di lokal. Selanjutnya, apabila surplus, maka akan didistribusikan ke luar daerah dan didistribusikan secara nasional, jelasnya.
“Kita diharapkan tetap bekerja sama dengan pihak-pihak lain untuk melakukan Sidak ke pasar-pasar, untuk menjaga ekspektasi masyarakat tentang ketersediaan bahan pokok, dan yang pasti yang terpenting juga harus tetap mengedepankan protokol kesehatan, bagaimana di saat kita melakukan Sidak dan melakukan monitoring ke pasar-pasar, di mana area-area itu area berkumpulnya masyarakat yang begitu besar, tentu ini memiliki potensi berkenaan dengan penyebaran Covid-19.”tuturnya. [Red]
Discussion about this post