Kalteng Today– Sektor bisnis financial technology atau fintech saat ini sedang ramai menjadi perbincangan. Bukan hanya karena kemajuan teknologi mendorong industri finansial untuk semakin berkembang.
Salah satunya dengan kemudahan berbagai produk finansial, yang bisa langsung diakses secara digital. Melainkan juga karena banyaknya fintech ilegal yang merugikan.
Fintech ilegal merupakan perusahaan yang memberikan produk finansial, terutama pinjaman modal secara ilegal.
Ilegal disini berarti perusahaan ini tidak atau belum terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.
Bukan hanya tidak adanya izin untuk mengeluarkan produk finansial, terutama pinjaman modal baik itu untuk perorangan maupun usaha.
Perusahaan fintech seperti ini juga sering kali melakukan pelanggaran yang merugikan konsumen.
Misalnya saja suku bunga tinggi hingga proses debitur tidak sesuai aturan. Pelanggaran-pelanggaran ini tentu sulit sekali dikendalikan karena tidak adanya izin.
Inilah mengapa selaku konsumen harus bisa mengenali dan membedakan perusahaan fintech yang ilegal. Di bawah ini merupakan ciri penting yang wajib dihindari dari perusahaan fintech.
7 ciri fintech ilegal yang wajib diwaspadai
1. Proses terlalu mudah
Siapa sih yang tidak akan tergiur dengan produk finansial, terutama pinjaman modal dengan sistem mudah?
Cukup mendaftar melalui aplikasi atau situs tertentu dan bisa langsung mendapatkan pinjaman modal.
Perusahaan fintech seperti ini biasanya memberi iming-iming proses pinjaman modal mudah tanpa jaminan. Bahkan beberapa mengklaim proses pinjaman akan selesai dalam hitungan jam!
Meski menggiurkan, proses pinjaman yang terlalu mudah justru wajib diwaspadai. Proses melakukan pinjaman modal dari perusahaan fintech atau bank konvensional biasanya memerlukan proses cukup panjang.
Setidaknya ada beberapa prosedur dan juga dokumen yang harus dipenuhi. Belum lagi proses validasi yang akan dilakukan.
Proses pinjaman dan pencairan yang terlalu mudah menjadi trik perusahaan fintech untuk memerangkap konsumen.
2. Tak memiliki sistem yang jelas
Seperti halnya perusahaan finansial dan bank konvensional, fintech yang terpercaya tentu akan memiliki sistem jelas.
Sistem ini bisa dimulai dari proses dan prosedur pinjaman, validasi data konsumen, sampai juga untuk pencairan dana.
Aturan dengan sistem yang jelas ini bukan hanya memperlihatkan sisi profesionalitas. Melainkan memastikan keamanan dana konsumen serta nasabah.
Sebaliknya, fintech yang berjalan secara ilegal justru kerap kali tidak memiliki sistem jelas. Bahkan bisa saja tak ada sistem jelas untuk prosedur peminjaman modal.
Tak adanya sistem ini bisa berarti proses penagihan nantinya juga akan tidak “jelas” loh. Sangat wajib diwaspadai, bukan?
Discussion about this post