kaltengtoday.com, Entertainment – Bagi penggemar film silat klasik (wuxia), akting bintang laga senior Donnie Yen memang dirasa penya sentuhan khusus. Baik di films ilat berbahasa Mandarin, Kanton maupun Inggris, Donnie tetap menunjukkan kilaunya sebagai superstar action kelas atas.
Kini, Donnie Yen kembali terlibat dalam produksi film bergenre wuxia, yang beberapa kali pernah diangkat ke layar lebar, dengan pemeran Jet Li (era ‘1990-an) dan Derek Yee’ Erl Tung Shen (era ‘akhir-akhir 1970-an) sebagai tokoh utamanya Thio Bu Kie (dalam dialek Hokkian) atau Cheung Mo-kee (dalam lafal Kanton).
Namun dari informasi beberapa laman berita di Hongkong, Donnie Yen hanya tampil sebagai cameo, memerankan sang GrandMaster Thio Sam Hong / Chang San-feng, sang pendiri aliran Tai Chi. Thio Sam-hong, adalah kakek dari Thio Bu-kie, sang pewaris Golok Pembunuh Naga.
Baca Juga : 5 Rekomendasi Film Bertema Perjuangan Islam, untuk Ditonton di Tahun Baru 1 Muharram
Sama dengan judul yang pernah dibintangi Jet Li di era ’90-an, film ini juga diberi label “The (New) Kungfu Cult Master” dengan imbuhan sub-label: Part 1. Adapun aktor yang memerani Thio Bu-kie adalah Raymond Lam. Bisa jadi, karena tuntutan skenario, Thi Bu-kie adalah anak muda, maka Donnie Yen dioper ke role lain.
Dalam Bahasa Tiongkok dialek Hokkian, judul non Inggrisnya masih sama; “To Liong To”, alias Golok Pembunuh Naga, yang diangkat dari novel silat klasik legendaris Chin Yung alias Louis Cha. Ceritanya mengulas perjalanan hidup Thio Bu-kie, anak dari pendekar Thio Tjui-san dan ibunya adalah In So-so. Sejak kematian orangtuanya, Bu-kie diasuh oleh sang kakek, Thio Sam-hong.
Malanya, Bu-kie yang ringkih dan penyakitan, selalu dirundung oleh saudara-saudara sepupu dan seperguruannya, dan nyaris mati di tangan mereka. Hingga kemudian, ia menemukan kitab beserta senjata sakti Golok Pembunuh Naga. Dari sinilah, ia kemudian melatih diri hingga mempunyai tenaga dalam.
Baca Juga : 5 Film Terbaru yang Akan Tayang di Bioskop Indonesia Juli 2022
Eksistensi Bu-kie baru, kemudian terlibat dalam pusaran intrik partai-partai politik..eh..persilatan seperti Bu Tong-pay, Shao Lin-pay, Hoa Shan-pay dan lain-lain, yangs edang diadu domba. Yaa, mungkin ini juga refleksi dari dunia politik, di mana parpol ramai ‘bertempur’ untuk merebut pucuk pimpinan. Bedanya, di film, pucuk tertinggi yang menjadi impian para pendekar adalah jabatan Kang Ouw Pang-cu alias Ketua Dunia Persilatan.
.[Red]
Discussion about this post