Kaltengtoday.com, Tamiang Layang – Penghujung tahun 2024 dan awal tahun 2025 ini, durian memang membanjiri Kabupaten Barito Timur. Boleh dibilang, pemilik kebun berhasil panen dengan meraup keuntungan lumayan besar. Namun demikian, beberapa buah yang satu rumpun keluarga dengan durian, mengalami gagal berbuah.
Baca Juga : Serbuan Buah Durian di Bartim Diprediksi Bakal Berakhir
Para ‘sanak famili’ durian yang gagal produksi di 2024 akhir/ 2025 awal ini, adalah layung, papaken, dan krantungan. Bahkan pemburu kuliner buah khas Kalimantan Tengah, khususnya daerah Barito, harus menelan kekecewaan. H Yadi, misalnya. Warga Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, yang biasa ke Barito Timur untuk bisnis, mengaku memendam kekecewaan lantaran papaken dan krantungan yang dia inginkan sejak lama, tahun ini tak ada di pasaran.
“Terpaksa gigit jari, menelan ludah, tahun ini. Sudah minta tolong orang untuk mencarikan, tapi nihil. Ada sih sebetulnya, tapi sedikit sekali, dan sudah keburu diborong orang. Kita kalah gercep (gerak cepat -red),” ujarnya seraya tertawa, saat ngobrol tadi (Rabu, 15/1/2025).
Baca Juga : Warga Sungai Perlu Usulkan Pembangunan Jalan Sandurian
Malahan, menurut Ny Ana, salah satu warga Desa Rodok, Kecamatan Dusun Tengah, yang biasa menjual buah di musim seperti sekarang, selain krantungan, papaken dan layung, bahkan duku atau langsat juga tidak berbuah sepanjang akhir 2024-penghujung 2025.
“Baru tahun ini (2024/2025) yang tak ada panen besar. Beda dengan dulu. Entah apakah karena perubahan musim juga mempengaruhi, atau apa. Sehingga kalau dibanding era sebelumnya, pendapatan dan keuntungan kita jadi berkurang. Paling bisa memforsir penjualan durian saja,” tuturnya ketika bertandang dan menjual buah durian hasil kebun, belum lama ini. [Red]
Discussion about this post