Kaltengtoday.com, Palangka Raya – Optimalisasi komoditas cabai dalam mengendalikan inflasi di daerah ini telah dilakukan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Palangka Raya.
“Kita ketahui bersama, pada Juli 2024 terjadi inflasi year on year (y-on-y) Kota Palangka Raya sebesar 1,81 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,73. Jadi kami pemerintah terus berupaya untuk mengendalikan inflasi,” katanya Kepala DPKP Kota Palangka Raya, Sugianto kepada awak media, Rabu (7/8/2024).
Baca Juga :Â DPKP Kota Palangka Raya Bantu Masyarakat Dengan Menggelar Pasar Murah
Dalam mengoptimalkan komoditas cabai, menurutnya pada 2024 ini pihaknya telah menanam sebanyak 2.000 pohon cabai di Kota Palangka Raya.
Dan, 2.000 pohon cabai tersebut, 1.000 diantaranya pohon cabai yang ditanam di demplot, bertempat di kebun DPKP Kota Palangka Raya.
“Kemudian 1.000 pohon cabai lainnya kami berikan kepada masyarakat untuk ditanam di lahan masing-masing sehingga dapat berdampak pada ketahanan pangan masyarakat,” tuturnya.
Ia menambahkan, upaya optimalisasi komoditas cabai ini belum dapat menghentikan ketergantungan Kota Palangka Raya terhadap suplai cabai dari daerah lain, yang dikarenakan Kota Palangka Raya sendiri merupakan daerah konsumtif.
Selain itu, di tambah lagi bukan daerah penghasil pangan, sehingga untuk memenuhi kebutuhan cabai untuk masyarakat di daerah ini masih memerlukan pasokan dari luar Palangka Raya khususnya, dan Kalteng umumnya.
“Kebutuhan konsumsi cabai rawit di Kota Palangka Raya per tahun nya sebanyak 661,22 ton, akan sulit bagi kita untuk tidak bergantung pada daerah lain,” tambahnya.
Baca Juga :Â DPKP Bentuk Relawan Kebakaran di Kota Besi
Saat ini pihaknya juga terus berupaya melakukan pembinaan, penyuluhan dan edukasi percontohan atau demplot kepada para petani. Terlebih untuk tetap semangat mengembangkan berbagai komoditas, salah satunya komoditas cabai rawit.
“Iya potensi Kota Palangka Raya saat ini lebih ke arah pengembangan hortikultura, seperti komoditas cabai, semangka dan sayuran. Karena saat ini komoditas tersebut yang masih menjanjikan,” tutupnya.[Red]
Discussion about this post