Kalteng Today – Sampit,- Tepat Hari ini, Jum’at pada 1 Mei 2020 diperingati Hari Buruh Nasional. Dihari buruh ini mendapat perhatian khusus terutama bagi Wawan Setiawan (Pemuda dan Pegiat Usaha Kotim). Menurutnya pada Hari Buruh yang jatuh pada 1 Mei 2020 ini bisa memberikan stimulus dan militansi para pekerja dalam berjuang hidup.
Dikatakan Wawan , ditengah wabah yang saat ini terjadi, sektor ekonomi memiliki dampak yang signifikan. Selain peluang kerja, sekarang ini yang lebih penting lagi adalah semangat juang sangat diperlukan. Apalagi menghadapi tantangan ini dan tidak dipungkiri memberikan efek negatif baik dari pekerja skala besar hingga kecil,ungkapnya.
“Saya memperhatikan setiap strata kerja memiliki kaitan yang cukup signifikan dalam siklus dan tatanannya, semoga ini semua menjadi pelajaran berharga bagi kita semua,”tegasnya.
Dijelaskannya, muncul pertanyaan lagi adalah apakah buruh sudah mendapatkan haknya. Sebab berdasarkan survei lapangan dan juga di lingkungan sekitar belum semua mendapatkan hak, bahkan mungkin ada yang memang belum sama sekali.
Apalagi yang saat ini terjadi yakni ditengah pandemi wabah Covid-19 yang begitu cepat dan membuat semuanya terjun bebas, pemerintah sudah berupaya baik, namun saya harap bisa lebih gesit, tanggap, objektif dan efektif, mengingat lawan kita cepat. Ujarnya.
Dirinya mengatakan, yang paling paling penting lagi adalah bagaimana cara penanganannya dan ini pun harus bisa mengimbangi atau lebih cepat.
Berdasarkan data Menaker RI menjelaskan setidaknya ada 2 juta lebih pekerja dirumahkan dari berbagai sektor perusahaan, kebijaksaan dan efiensi untuk mendapatkan hasil efek benar-benar harus diupayakan, angka yang tidak sedikit, upaya relaksasi kredit perbankan cukup mengurangi kepanikan.
Namun, untuk mengatasi siklus ekonomi yang stagnan ini perlu diambil langkah kongkrit. Bagaimana karantina tetap berjalan, namun hajat hidup masyarakat tetap harus aman. tambahnya.
Menurut dia apakah pemerintah sudah hadir untuk membantu buruh atau pekerja. Hal inilah jika dilihat secara konkrit belum terlihat signifikan, mengingat rata-rata pekerja yg dirumahkan.
Baca juga Perusahaan Wajib Taati Surat Edaran Menaker Soal Perlindungan Buruh Dari Covid-19
Adapun program prakerja yang kini berjalan, masih pada skala yang terbatas kualifikasinya, bagi yang mampu dan mengerti mugkin dia berpeluang mendaftar dan lolos.
“Namun secara konkrit belum tentu maksimal membantu mengurangi dampak covid-19. Mengingat apabila kondisi msih belum kondusif, perusahaan tetap akan berpeluang kecil untuk membuka lowongan kerja dahulu,” jelasnya.
Berdasarkan survei dilapangan, untuk beberapa wilayah Kotim dampak covid-19 ini cukup memperihatinkan. Mulai dari pekerja formal maupun non formal, karena tatanan dan siklus ekonomi yang sebenarnya saling berkaitan, signifikan terjadi multiflyer efek yang memperihatinkan mulai dari keterbatasan daya beli, distribusi, hingga pembatasan kerja terjadi. akuinya.
Hal ini membatas krisis yang membuat dari kalangan atas sampai bawah pun terdampak.
“Maka harapan kami, kajilah sektor ekonomi yang ada disetiap daerah. Hemat saya, ini akan beresiko terjadi pergeseran serta kesenjangan sosial karena keterbatasan keadaan,”pungkasnya. [Red]
Discussion about this post