Kaltengtoday.com, -Sampit- Setidaknya sekitar 700 ekor babi mati secara mendadak di Kabupaten Kotawaringin Timur sejak 5 bulan terakhir. Kematian babi ini berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kotim sejak November 2021 sampai Maret 2022 ini. Diduga, kematian babi ini disebabkan akibat terjangkit demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF).
Dikatakan Kepala Dinas Pertanian Kotim melalui Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Endrayatno bahwa sebelum babi itu mati, terlebih dahulu babi itu mengalami sakit. “Kuat dugaan kami bahwa babi yang mati tersebut diserang oleg Virus ASF,”jelasnya, Rabu (9/3).
Baca juga : Wakil Ketua DPRD : Soroti Aktivitas Tambang Batu Bara di Kecamatan Parenggean Kotim
Diungkapkannya, ada salah satu warga yang berasal dari Desa Tumbang Jorong Kecamatan Tualan Hulu yang melaporkan bahwa babi peliharaannya mati. Hal inilah kemudian dilakukan penyelidikan oleh pihaknya. Makanya, kuat dugaan virus yang berasal dari Afrika itulah penyebab mati sebanyak 50 babi peliharaan warga desa tersebut. Paparnya.
Jika dilihat dari data pihaknya bahwa di Desa Tumbang Boloi Kecamatan Telaga Antang sebanyak 400 babi mati, kemudian di Desa Tanjung Jorong Kecamatan Tualan Hulu sebanyak 50 ekor babi. Desa Luwuk Bunter, Kecamatan Cempaga, ada sebanyak 160 ekor babi mati. Bahkan di Desa Pelantaran, Kecamatan Cempaga Hulu Desember-Februari sebanyak 74 ekor babi mati.
Baca juga : Perempuan Ditemukan Meninggal Dunia Di Semak-Semak Ternyata Pegawai RSUD dr. Murjani Sampit
Kemudian di Kota Sampit, yakni di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, ada 20 ekor babi mati. Kemudian ditambah lagi di Desa Luwuk Bunter Kecamatan Cempaga, yang awalnya ada laporan warga babi yang mati hanya sepuluh ekor, sekarang sudah 160 ekor babi yang dilaporkan mati. Paparnya lagi.
Setidaknya ada 6 desa yang kasus kematian babinya saat ini terjadi. “Bahkan, kasus kematian babi yang paling banyak yakni di Desa Tumbang Boloi Kecamatan Telaga Antang sebanyak 400 kasus kematian babi,”tandasnya.[Red]
Discussion about this post