Camat Yang Juga Musisi di Bartim Ini Sasar Marketing Lewat Platform Digital

Kaltengtoday.com, Taniang Layang – Mengekspresikan musik, bagi Simon S Octavianus atau yang biasa lebih akrab disapa ; Octa ini, adalah sebuah kegelisahan besar yang harus dijawab. Jika jawabannya adalah karya, Octa berprinsip seyogyanya karya itu tak sekadar dimainkan sebagai kesenangan belaka. Melainkan harus juga dikenal atau dinikmati orang.

Octa pun kemudian menuangkan hasil karsa dan rasanya, berupa lagu, yang kali ini dia pikirkan pula kualitas audio plus pemasaran alias mrketingnya. Karena baginya, bukan hanya sekadar mengikuti tren bahwa lagu dijual lewat platform digital. Tapi juga sebagai apresiasi pada sebuah karya tadi.

“Kalau hasilnya banyak ya syukur, sedikit pun tak apa-apa. Tapi setidaknya, ini lho, bentuk mengapresiasi sebuah karya,” tuturnya saat dibincangi di sebuah kafe (Rabu, 7/06/2023).

Single berjudul Realita tersebut, diusung dalam konsep Brit Pop, yang mungkin mengingatkan kita pada musiknya Blur, Suede, Keane, Jet, atau jika Anda dengar lagunya, mirip-mirip musik grup Indonesia era 90an seperti The Fly.

Berbeda dengan kebanyakan lirik lagu musisi barat yang cenderung grey atau kelabu, Octa lebih menggambarkan semangat, optimisme dalam lagunya ini.

“Lagunya sudah bisa dinikmati di Spotify, Joox dan lain-lain. Tentunya saya juga menerapkan sistem bagi hasil dengan publisher. Ini saya kira bentuk bisnis yang saling memberikan (rasa) keadilan,” tutur pria muda bertubuh subur yang saat ini menjabat sebagai Camat di Patangkep Tutui, Kabupaten Barito Timur tersebut.

Ke depan, Octa akan melempar single lagi, yang akan dirilis dalam dua versi bahasa. Yaitu Dayak Maanyan dan Indonesia. “Target pasarnya beda. Karena itu saya buat dalam dua bahasa. Saya sangat berharap, generasi milenial dapat termotivasi. Apa yang saya lakukan, dan sebelumnya para senior, dengan genre serta format marketingnya masing-masing, hanya membuka jalan,” imbuhnya. [Red]