Kaltengtoday.com, Sampit, – Bupati Kotawaringin Timur Halikinnor menginstruksikan jajarannya untuk memperbanyak aksi nyata dalam penanganan stunting atau gangguan pertumbuhan anak di daerah setempat.
“Penanganan stunting tidak cukup dengan cara biasa jika ingin hasilnya lebih maksimal,” katanya saat rapat evaluasi penanganan stunting di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Rabu.
Baca juga :Â Gelar Lokakarya Mini Stunting di Kecamatan Jabiren Raya
Ia menyoroti cara penanganan stunting yang terlalu banyak seremonial sehingga menekankan agar diperbanyak aksi nyata di lapangan yang langsung menyentuh sasaran, khususnya anak dan ibu hamil yang rentan.
Dia mengatakan kondisi di daerah setempat saat ini sedang tidak biasa-biasa saja sehingga diperlukan inovasi atau terobosan, di antaranya melalui Gerebek Stunting.
“Bisa kita mulai dengan pembagian telur dan susu untuk anak-anak dan ibu hamil,” katanya.
Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada 2018 angka prevalensi stunting di Kotawaringin Timur sebesar 48,84 persen sebagai tertinggi di Kalimantan Tengah. Tetapi pada 2022 mengacu pada data Survei Status Gizi Indonesia dari Kementerian Kesehatan RI angka prevalensi stunting di daerah setempat sebesar 27,9 persen.
Mengacu kepada data elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (PPGBM) dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Timur, data prevalensi stunting di daerah ini per Juni 2023 sebesar 20,7 persen.
Dari data tersebut, walaupun mengalami penurunan, diketahui ada lima kecamatan dengan angka stunting tertinggi, yaitu Teluk Sampit, Pulau Hanaut, Cempaga Hulu, Baamang, dan Tualan Hulu.
Dia mengatakan upaya penurunan angka stunting di Kotawaringin Timur masih harus ditingkatkan agar target penurunan yang telah ditetapkan pemerintah pusat sebesar 14 persen pada 2024 dapat tercapai.
Baca juga :Â Akselerasi Percepatan Penurunan Stunting DilakukanÂ
Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur berupaya menekan angka stunting dengan melaksanakan upaya pencegahan secara terintegrasi dan melibatkan pemangku kepentingan serta sumber daya yang tersedia.
“Kita minta perusahaan juga ikut membantu penanganan stunting ini. Selain itu,masyarakat diharapkan juga sadar sehingga stunting bisa terus ditekan sehingga beberapa tahun ke depan tidak ada lagi stunting di Kotawaringin Timur,” demikian Halikinnor. (Red/Antara)
Discussion about this post