Kaltengtoday.com, Tamiang Layang – Usaha industri rumahan Bu Tanti, warga Tamiang Layang, Kabupaten Barito Timur, berupa kripik pisang boleh dibilang cukup gemilang. Omset yang diperolehnya sudah tak lagi seperti dulu saat ia pertama merintis.
Pemasaran Bu Tanti, menurut sang suami, Agustinus, sudah beradaptasi dengan tuntutan jaman. Yaitu lewat online, dan aktif dalam acara pameran ataupun di beberapa event yang diadakan di Tamiang Layang.
Pisang manurun atau di Jawa lebih dikenal dengan sebutan “pisang kepok”, sendiri merupakan salah satu jenis pisang yang laku di pasar Kalteng.
Baca Juga : Â Sri Suwanto Buka Bimtek Penyusunan Peta Proses Bisnis
Tak heran jika pohon pisang manurun, banyak ditemukan di daerah Barito Timur. Bahkan di Ampah, Kecamatan Dusun Tengah, ada yang sukses berbisnis pisang ini, hingga menjadi jutawan.
“Satu bijinya sama di Pasar Ampah, bisa sampai Rp1 ribu – Rp1.200. Di Tamiang Layang malah bisa mencapai Rp1.500. Apalagi menjualnya dalam jumlah berton-ton. Tidak heran kalau Pak Wignyo yang sukses berbisnis pisang manurun di Ampah, dapat cuan jutaan sekali lempar ke pasaran,” terang Bu Nia, warga Desa Rodok, yang sering membeli pisang manurun untuk diolah sebagai cemilan keluarga di rumah, tadi, Senin, (23/9/2024).
Baca Juga : Â Indosat Business Hadirkan Smart Internet, Platform Digital untuk Akselerasi Bisnis Multisektoral
Tak jauh beda, Hari, salah seorang pekebun, memilih lebih fokus pada bertanam pisang manurun daripada menyadap.
“Hitungan secara ekonominya jauh lebih menjanjikan,.Om. Ya asal kita tekun saja,” ujarnya, yang tiap harinya berdagang pisang goreng coklat dan keju di seputaran Ampah. Dan bahannya, adalah pisang manurun dari kebunnya sendiri.  [Red]
Discussion about this post