Kaltengtoday.com, – Sampit, – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pos Sampit melakukan kunjungan ditemukannya korban/mayat ata nama Asnah, 64 tahun (wanita) yang disebutkan warga di Medsos karena serangan satwa liar ( Beruang).
BKSDA ditemani dua anggota Polsek Cempaga Aipda Susilo Purnomo ( Kanit intelkam) dan Aipda Dony Rahardian (Kanit Reskrim) ke Dusun Teluk Tewah, Desa Luwuk Bunter, Kecamatan Cempaga, Kotim.
Komandan BKSDA Pos Sampit Muriansyah menjelaskan, pihaknya bertemu warga Mathori ( 63 thn) Mathori yang merupakan tetangga korban dan ikut serta dalam proses penemuan dan pengangkutan korban.
Dari keterangan Mathori dan istri, di lokasi penemuan korban tidak pernah dilihat ada keberadaan satwa liar ( Beruang). Namun, satwa liar seprrti Biawak sering terlihat, bahkan sering memangsa ternak milik warga seperti Ayam, itik dan bebek. Jelasnya, Kamis (3/3).
“Didapat keterangan pula, bahwa korban 1 hari sebelum ditemukan meninggal dan sempat mengeluh sakit,”ucapnya.
Petugas menemui warga lainnya dan dari keterangan warga, di lokasi penemuan korban dan di sekitar wilayah dusun, tidak pernah di laporkan dan dilihat ada keberadaan satwa liar jenis Beruang. “Namun, jika Biawak sering terlihat, bahkan sering memangsa ternak milik warga,”ungkapnya.
Dikatakan Muriansyah, dengan ditemani Mathori, petugas kemudian menuju tempat ditemukannya korban. Lokasi tempat ditemukannya korban meninggal merupakan lokasi rawa berair yang ditumbuhi semak belukar dan padang ilalang.
“Tempat ditemukannya korban berada 20 Meter dari jalan umum dusun Teluk Tewah. Bahkan, disekitar lokasi ditemukannya korban, ada kebun pisang milik warga yang kurang terawat,”paparnya.
Di lokasi dan sekitar lokasi penemuan korban, warga sering melihat Biawak. Bahkan di lokasi kebun pisang, warga pernah menemukan telur yang diduga kuat telur Biawak. Katanya lagi.
Kemudian, petugas kembali ke dusun. Karena dusun Teluk Tewah berada di tepi sungai Cempaga, petugas sekalian memberikan pengarahan dan himbauan terkait keberadaan Buaya di sungai tersebut. Petugas meminta warga agar berhati-hati saat beraktivitas di sungai dan menghimbau anak-anak agar tidak mandi di sungai.
“Dari pengamatan foto luka, foto kondisi tubuh korban , kunjungan ke lokasi ditemukannya korban serta informasi yang didapat dari warga dusun Teluk Tewah, diduga kuat, korban meninggal bukan karena serangan satwa liar Beruang,”tegasnya.
Bahkan, tidak ada luka ditangan/dikaki korban karena bekas cakaran/gigitan. Luka hanya ada di bagian muka daging pipi kanan hilang. Beruang Madu tidak memakan daging. Tidak pernah ada laporan tentang keberadaan beruang di lokasi tersebut.
Baca juga :Â BKSDA Amankan Orangutan Usia 1 Tahun Dari Warga Kuala-kuayan Kotim
Dari Keterangan warga yang ditemui petugas total 7 orang , tidak pernah sekalipun melihat atau mendengar keberadaan beruang di lokasi tersebut. Jika korban diserang beruang sampai mengakibatkan meninggal dunia, harusnya luka yang ada di tubuh korban lebih parah. Jelasnya lagi.
Baca juga :Â BKSDA Akan Cek ke Lapangan Terkait Meninggalnya Warga Dusun Teluk Tewah Cempaga
Beruang menyerang manusia biasanya karena diserang terlebih dahulu, mengambil anaknya. Dampak kepada manusia, bisa luka berat/luka ringan. karena kaget dan dampak kepada luka ringan. Tutupnya.[Red]
Discussion about this post