kaltengtoday.com, Tamiang Layang – Penjualan tiket pesawat dari Banjarmasin atau Palangka Raya ke kota-kota di Pulau Jawa atau lainnya, sempat mati suri ketika PPKM di Kalimantan Tengah maupun Kabupaten Barito Timur masih di level empat. Ditambah masih adanya beberapa kasus positif Covid 19.
“Saya memutuskan tidak menjual tiket dulu, pada waktu itu. Kasihan para calon penumpang. Sudah membeli, nanti di tes SWAB atau PCR di bandara, keluar duit lagi jutaan (Rp 1 juta lebih, waktu itu). Mana belum lagi antriannya, mana belum pasti juga mereka dijamin negatif. Saya khawatir, sudah mereka keluar uang, timbul hasil tes positif, dikarantina, kan kasihan mereka. Jadi, saya ada beban pikiran. Makanya mendingan bisnis tiket pesawat off dulu lah sementara waktu,” ucap Bobby H, pemilik & pengelola sebuah warnet di Ampah, Kecamatan Dusun Tengah, yang juga dikenal menjual tiket pesawat, ketika dibincangi tadi pagi (Minggu 14/11).
Namun dengan adanya status zona hijau yang disandang Bartim sekarang, juga tidak serta membuat Bobby langsug membuka penjualan tiket pesawat. “Ya memang, harga tes PCR turun, Jauh lebih murah, yaitu di kisaran Rp 350 ribu. Tapi tetap saja, kita tidak bisa menjamin semua pembeli tiket di tempat kita dijamin tidak mengidap positif Corona. Jadi, ya saya belum plong. Kecuali saya tahu benar, orangnya memang sehat, saya kenal, baru saya menjualnya,” lanjutnya.
Senada dengan Bobby, Didik, salah satu penjual tiket pesawat di Tamiang Layang, Kecamatan Dusun Timur, ketika dihubungi tadi pagi, menjelaskan bahwa begitu kondisi genting kemarin-kemarin, di mana banyak ditemukan warga mengidap positif Covis 19 sampai meninggal, ia sudah membekukan usahanya sementara waktu. Kini, dia bersiap lagi memulainya, namun dengan catatan, calon pembeli memahami dulu bagaimana prosedur di bandara.
Baca Juga : Wakil Rakyat Bartim Dorong Harga Karet Lebih Baik
“Jangan sampai dia awam soal prosedur di bandara. Misal, pesawat berangkat jam sepuluh. Berarti paling tidak jam setengah delapan, atau jam tujuh lah, sudah harus stand by antri tes SWAB/PCR di bandara. Takut antriannya lama;kan? Dan seandainya dia dinyatakan positif dari hasil tes, dia tidak menuntut ke kami, minta ganti rugi harga tiket. Tapi biasanya saya jelaskan dulu sih, sampai calon penumpang, apalagi yang belum pernah naik pesawat, mengerti betul,” ujarnya.
Di Ampah & Tamiang Layang sendiri, bisnis tiket pesawat memang cukup menjanjikan. Meski tidak sampai ramai sekali, yang jelas penjualannya kosntan. Grafik menurun hanyalah terjadi pada saat pandemi. Itupun tidak anjlok-anjlok amat, atau mati total. Tetap ada satu atau dua orang membeli tiap hari.
Baca Juga : Hadapi Ancaman La Nina, BPBD Bartim Imbau Warga Waspada
Masalahnya memang, seperti kata mereka, tidak ada yang menjamin apakah pembeli tiket mereka benar-benar nanti dinyatakan negatif Covid 19. Karena betul, selain persoalan waktu antri, adalah risiko hasil tes, yang membuat tiket mereka pasti akan ‘hangus’. Bayangkan, betapa kasihannya mereka ini. [Red]
Discussion about this post