kaltengtoday.com, Pulang Pisau, – Sebagai upaya menjaga kelestarian lingkungan alam serta perlindungan habitat satwa, Balai Konservasi Sumber daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah menjalin kerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Pulang Pisau melalui program Ramah Satwa.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pulang Pisau Hendri Arroyo, S. Sos MM saat menerima kunjungan Kepala BKSDA Kalimantan Tengah, Sadtata Noor Adirahmanta, S.Hut, MT, diruang kerjanya, akhir pekan tadi
Baca juga : Banjir Meluas, BKSDA Minta Warga Waspada Buaya
Hendri mengatakan di Indonesia satwa saat ini dilindungi berdasarkan Undang-undang nomor 5 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya hayati dan ekosistemnya.
” Dengan adanya program yang di canangkan BKSDA ini dapat menjadi langkah strategis untuk melindungi spesies-spesies yang hampir punah dengan pola memberikan ruang bagi satwa yang ada serta dapat nyaman berdampingan hidup dengan manusia dan lingkungan, ” ungkap Hendri
Sementara menurut Kepala BKSDA Kalimantan Tengah, Sadtata Noor Adirahmanta, S.Hut, MT, mengatakan bahwa program Ramah Satwa ini merupakan salah satu upaya konservasi terhadap satwa yang ada di Kalimantan Tengah.
Program ini kata Sadtata, menjadi role model. Mengingat program ini pertama di Kalimantan yang mengambil lokus di Desa Tahawa kecamatan Kahayan tengah Kabupaten Pulang Pisau.
” Sekarang ini kita sudah membangun koordinasi dengan Kepala Desa (Kades) Tahawa dan masyarakat di sana, ” ujarnya
” Tetapi kita masih menemukan adanya burung rangkong atau enggang, orangutan dan juga burung berkicau lainnya yang statusnya dilindungi dan sebelumnya juga telah dilepaskan burung jenis cicak ijo di areal hutan desa Tahawa tersebut, ” tandasnya
Baca juga : Polhut BKSDA Kalteng Amankan 40 Butir Telur Penyu
Masih menurut Sadtata, bahwa sebelum kunjungan ke Dinas lingkungan Hidup Kabupaten Pulang Pisau, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pihak Desa Tahawa. Bahkan, tegasnya, dalam waktu dekat akan diadakan Forum Grup Discussion (FGD) untuk menyamakan persepsi dan frekwensi, formula yang tepat dilakukan dalam pengimplementasian program ramah satwa tersebut.
” Kita mulai dari FGD dengan mengundang beberapa perangkat daerah terkait beserta Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Desa Tahawa untuk menyelaraskan program BKSDA. Termasuk pada tahun ini akan launching dan mengadakan program pelatihan melibatkan warga setempat untuk dapat menjadi pemandu dan penggerak program yang dicanangkan, dengan harapan dapat menggerakkan perekonomian disektor pariwisata, ” pungkasnya. [Red]
Discussion about this post