kaltengtoday.com, – Entertainment, – Salah satu bahasa daerah yang ada di tanah air yakni Bahasa Sunda, belakangan sedang jadi pusat perhatian dan topik perbincangan panas.
Semuanya bermula ketika ada salah satu anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), yang oleh masyarakat dianggap mendiskreditkan bahasa daerah tersebut dengan meminta Jaksa Agung agar memecat seorang Kepala Kejaksaan Tinggi (Kejati) karena berbahasa sunda dalam rapat DPR.
Meski pasca hal tersebut banyak disorot, anggota DPR yang bersangkutan telah memberikan klarifikasi dan menjelaskan bahwa dirinya sama sekali tidak ada maksud mendiskreditkan suku tertentu, rupanya banyak masyarakat yang sudah terlanjur kecewa bahkan ada yang merasa sakit hati akan kejadian tersebut.
Terlepas dari isu yang masih terus bergulir mulai dari pemberian sanksi kepada anggota DPR terkait hingga tuntutan yang dilayangkan oleh kelompok tertentu, di sisi lain prestasi besar yang melibatkan keikutsertaan wujud budaya berupa Bahasa Sunda rupanya kembali sukses mengharumkan nama Indonesia.
Datang dari dunia perfilman, film tanah air garapan sutradara Kamila Andini berjudul Before, Now & Then berhasil menembus gelaran Berlin International Film Festival 2022, untuk mendapat keistimewaan pemutaran perdana dan bersaing dengan 17 film lain dari berbagai negara yang akan memperebutkan piala penghargaan Golden Bear dan Silver Bear di festival film bergengsi ke-72 tersebut.
Digarap oleh sutradara yang sama dengan film Yuni yang telah berhasil meraih penghargaan Platform Prize di Toronto International Film Festival 2021, film dengan judul lokal NANA tersebut dibintangi oleh sederet artis ternama seperti Happy Salma, Laura Basuki, dan Ibnu Jamil.
Film berbahasa sunda yang tembus taraf internasional
Lihat postingan ini di Instagram
Entah kebetulan atau tidak, di saat Bahasa Sunda sedang menjadi topik perdebatan di dalam negeri, film yang menyertakan bahasa daerah tersebut rupanya dihargai dan berhasil sampai ke ajang internasional.
Menilik sinopsisnya, Before, Now & Then atau NANA memang merupakan film berbahasa sunda yang diangkat berdasarkan kisah hidup Raden Nana Sunani yang diadaptasi dari salah satu bab dalam novel Jais Darga Namaku karya penyair asal Cimahi bernama Ahda Imran.
Karakter Nana diceritakan melarikan diri dari kota kelahiran saat gerombolan orang datang ingin mempersuntingnya. Ia kemudian menetap di Bandung dan menikah dengan laki-laki yang berasal dari keluarga menak, atau lebih dikenal sebagai golongan bangsawan dalam kebudayaan Sunda.
Nana kemudian diceritakan bertemu dengan perempuan simpanan suaminya, tapi ternyata keduanya bertahan dengan saling memberi dukungan sebagai sesama perempuan yang hidup pada tahun 1960-an.
Baca juga : Sempat Dituduh Narkoba, Bio One Diet Ketat Demi Perankan Karakter Gepeng di Film Srimulat
Dengan latar belakang cerita tersebut, film Before, Now & Then disebut memang menceritakan tentang sisi tak tersorot dari kondisi sejarah di masa lampau.
Sebelumnya pada tahun 2021 lalu, film ini diketahui berhasil mendapatkan penghargaan dari CJ Entertaintment Award dalam Asian Project Market (APM), yang diselenggarakan Busan International Film Festival serta mendapatkan penghargaan Purin Pictures Autumn Grant di Bangkok.
Baca juga : Proyek Superhero Indonesia Bakal Unjuk ‘Kedigdayaan’, Paska Pandemi Hantam Dunia Perfilman
Setelahnya, perwakilan dari film Before, Now & Then menyatakan jika mereka berharap film ini bisa secepatnya rilis dan disaksikan di dalam negeri.
Siapa yang tidak sabar menanti perilisannya?[Red]
Discussion about this post