Selain itu, dengan dibukanya pertunjukan air mancur menari bakal mendongkrak kunjungan wisatawan ke daerahnya. Sebab, pada tahun ini, Dinas Kepemudaan, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan Purwakarta, mematok target kunjungan wisatawan di Purwakarta mencapai 2,5 juta orang.
Sedikitnya ada 62 tujuan wisata di wilayah itu, yang terdiri atas wisata alam dan buatan, sisanya berupa wisata kuliner, religi, dan edukasi.
Objek wisata di Purwakarta tersebar di sejumlah daerah, namun yang cukup populer ialah wisata di Kecamatan Jatiluhur, Wanayasa, dan pertunjukan air mancur menari di wilayah perkotaan.
Baca Juga :Â Pelaku UMKM Diminta Manfaatkan Momen Nataru
Secara geografis, Purwakarta yang berada di antara Jakarta dan Bandung diuntungkan untuk menarik sebanyak-banyaknya wisatawan dari berbagai daerah. Artinya ada kesempatan untuk “membelokkan” wisatawan yang akan berwisata ke Jakarta dan ke Bandung. Dibutuhkan kelihaian pemkab dan pengelola wisata untuk menarik wisatawan.
Sebelum menjadi Taman Sri baduga, taman ini adalah sebuah danau yang cukup luas berbentuk bulat, kemudian disebut Situ Buleud.
Situ Buleud dibuat atas gagasan Bupati R.A. Suriawinata. Pembuatannya berlangsung antara tahun 1830 hingga pertengahan tahun 1831.
Di antara tujuan dibuatnya Situ Buleud ialah sebagai sumber air bagi kepentingan pemerintah dan masyarakat Purwakarta. Air dari Situ Buleud, antara lain, digunakan untuk keperluan ibadah dan kegiatan lain di Masjid Agung.
Tujuan lainnya ialah sebagai tempat rekreasi. Karena itu, di tengah Situ terdapat bangunan tradisional sejenis bangunan gazebo sebagai tempat istirahat (pasanggrahan).
Pembangunan Situ Buleud dengan tujuan tempat rekreasi itu boleh jadi berkaitan erat dengan salah satu hak istimewa bupati, saat itu, yaitu hak untuk menangkap ikan di sungai atau danau. Hak istimewa itu merupakan bagian dari gaya hidup bupati waktu itu.
Dalam kenyataannya, yang menangkap ikan bukan bupati, melainkan masyarakat. Dalam acara itu, bupati menempati pasanggrahan yang berada di tengah situ, menyaksikan sejumlah rakyatnya menangkap ikan. Acara itu biasanya dimeriahkan dengan iringan gamelan.
Baca Juga : Â Sektor Pariwisata Telah Berkembang Pesat
Sekarang, bangunan pasanggrahan di tengah situ sudah lenyap. Demikian pula acara menangkap ikan juga sudah tiada lagi. Namun sampai sekarang Situ Buleud tetap menjadi “penanda” atau landmark Purwakarta.
Kini, Situ Buleud menjadi Taman Air Mancur Sri Baduga yang terkenal dengan keindahan air mancurnya yang menari-nari sesuai dengan irama musik yang menggema.
Seiring dengan pertunjukan air mancur, para pelaku UMKM yang menjajakan barang dagangannya di kawasan Taman Sri Baduga pun ikut menari kegirangan karena setiap ada pertunjukan air mancur, mereka juga meraup keuntungan. [Red]
Discussion about this post