kaltengtoday.com, Sampit – Berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) prevalensi stunting Kabupaten Kotim pada 2020 yakni 48,84 persen. Kemudian lagi pada 2021 sebesar 32,5 persen. Sedangkan menurut Data elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat (e-PPGBM) pada 2020 sebesar 26.5 persen dan 23,2 persen di 2021.
Kepala Dinas Kesehatan Kotim Umar Kaderi menyebutkan, data tersebut tentunya bukan angin segar bagi pihaknya. Untuk itu, pihaknya akan berupaya sekali menekan angka stunting di Kotim ini. Meski demikian, upaya dalam penanganan masalah stunting ini terus dilakukan. Katanya, Selasa 2 Agustus 2022.
“Jika dilihat dari angka dan kasus stunting, Kotim masih cukup tinggi, meski beberapa waktu lalu kita memperoleh penghargaan percepatan penanganan masalah stunting ini,”ungkapnya lagi.
Baca Juga : Angka Stunting di Kabupaten Kapuas Menurun Berdasarkan Survei EPGM
Dijelaskan Umar lagi, salah satu penyebab Kotim ini masih tinggi masalah stunting dikarenakan masalah anggaran yang sangat terbatas, makanya belum bisa menjangkau ke tingkat kecamatan kelurahan ataupun desa. Selain itu pula masalah koordinasi kecamatan desa dengan kabupaten. Paparnya.
Tak kalah penting lagi masalah terbatasnya tenaga kesehatan di Kotim ini juga. “Kami akan berupaya sekali memanfaatkan dan mengoptimalkan anggaran yang ada untuk percepatan penanganan masalah stunting ini agar ke depannya bisa menurun,”pungkasnya. [Red]
Discussion about this post