- Gak nyaman dengan rutinitas kehidupan terutama pekerjaan
Ini bisa dibilang alasan paling umum ditemui dalam kasus beberapa orang yang membenci hari Senin. Diakui atau tidak, kalau seseorang merasa memiliki beban dalam mengerjakan sesuatu yang tidak disukai, maka apa yang dia lakukan akan berjalan secara terpaksa.
Apalagi dalam hal pekerjaan. Saking gak nyamannya, banyak loh orang yang bahkan sudah memiliki rasa takut dan kecemasan menghadapi hari senin sejak hari sebelumnya (Minggu) akan berakhir. Kondisi ini nyatanya jadi salah satu gangguaan pikiran yang harus diwaspadai, lho.
Siapa nih yang hampir tiap saat ada di kondisi satu ini?
- Rasa lelah berlebih
Penyebab satu ini juga gak bisa dianggap sepele. Kenyataannya, dalam waktu satu minggu kita punya lima hari jatah bekerja atau beraktivitas rutin, dan hanya dua hari jatah untuk beristirahat. Belum lagi, kekinian bagi sebagian besar orang dua hari jatah beristirahat itu nyatanya ada juga yang dipakai untuk tetap bekerja.
Kalau dalam istilah masa kini, hal tersebut yang dianggap sebagai gak adanya penerapan work life balance. Ibarat kata di hari weekend yang seharusnya santai tapi masih harus melakukan pekerjaan walaupun ringan dan tidak seberat hari biasa, kemudian harus bertemu hari Senin lagi yang biasanya jadi hari paling sibuk.
Bukan cuma lelah fisik, kondisi satu ini juga bisa membuat lelah pikiran secara berlebih, lho.
Baca juga : Tips Jaga Kesehatan Mata dan Pikiran Selama Bekerja dari Rumah
- Prinsip hidup cuma untuk bertemu akhir pekan
Terdengar aneh tapi nyata, faktanya ada bahkan banyak loh orang yang menjalani kehidupan dengan tidak semangat di hari biasa, tapi langsung gembira begitu bertemu akhir pekan, sebenarnya manusiawi, tapi sebenarnya hal itu bisa jadi salah satu alasan dari beban pikiran yang tidak sehat akan hari Senin dan hari biasa lainnya.
Sewaktu seseorang menganggap akhir pekan sebagai momen kebebasan selama 48 jam (Sabtu dan Minggu), hal itu bisa jadi indikasi kalau seseorang menjalani kehidupan ganda.
Artinya, kehidupan satunya menjalani kewajiban bekerja hanya sebagai alat buat memenuhi kebutuhan hidup, sementara kehidupan di akhir pekan dianggap sebagai satu-satunya kegembiraan pribadi.
Orang-orang dengan pola pikir seperti itu akan selalu berjuang dalam menghadapi hari Senin, kecuali mereka punya cara yang bisa menggabungkannya keduanya menjadi satu kesatuan, yaitu kesenangan dan rasa bahagia tetap bisa kok dimiliki di hari-hari biasa dan menjalani kehidupan pekerjaan dengan hati yang lapang.
Karena faktanya, kalau hari Senin yang selama ini banyak dibenci orang nyatanya jadi salah satu tanggal merah atau hari libur, pasti gak akan muncul rasa benci seperti biasanya kan? Betul atau betul?[Red]
Baca juga : Budaya Hidup Bersih dan Sehat Harus Ditanamkan Sejak Dini
Discussion about this post