Kaltengtoday.com, Entertainment – Jauh sebelum Iko Uwais, Joe Taslim, Yayan Ruhiyan dan lain-lain menjajak Hollywood, ada sebetulnya actor asal Indonesia yang sudah lebih dulu digandeng industry perfilman raksasa dunia asal AS itu.
Bukan Willy Dozan alias Billy Chong, sebab film Willy; Sun Dragon, diproduksi tahun 1979, dan bukan Hollywood yang membidaninya.
Adalah Lo Lieh, aktor Hongkong kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara, 29 Juni 1939, yang beruntung lebih dulu digamit Hollywood lewat film The Stranger and The Gunfighter.
Tak tanggung-tanggung, Columbia Pictures yang memproduksi film ini, dan partner main Lo pun tak tanggung-tanggung. Yaitu Lee Van Cleef, aktor yang lebih dikenal spesialis film koboi wetern (namun belakangan di tahun 1980-an, Cleef justru dikenal lewat serial TV The Master sebai seorang Ninja).
Baca Juga : Deretan Film Bertema Ibu, Inspiratif dan Menyentuh Hati
Lo yang bernama asli Wang Lap-tat ini, berimigrasi ke Hongkong di tahun 1962. Menjajal peruntungan, ternyata hoki memang berada di pihaknya.
Lulus sekolah akting dan beladiri, dia diterima oleh perusahaan perfilman besar legendaris Hongkong Shaw Brothers, dan satu persatu film ia bintangi dengan karir yang semakin meroket. Memang, pada era itu (1960-1970-an), di mana industri perfilman di bawah tekanan Triad, ‘mengharuskan’ banyak aktor juga bergabung dengan salah satu jaringan mafia terbesar di dunia ini.
Termasuk para aktor asal Indonesia, seperti Lo Lieh dan Willy Dozan. Seperti yang diutarakan Willy di suatu podcast, bergabungnya mereka ke situ bukan melakukan tindakan kriminal. Namun lebih ke proteksi agar tak diganggu dalam berkarir.
“Dan Lo Lieh adalah orang pertama yang saya datangi. Dia menyambut baik, dan mengatakan “kalau ada yang ganggu lu, bilang ke gua!” kenang Willy sambil tertawa. Nyaris sepanjang karirnya, Lo Lieh lebih banyak menerima tawaran sebagai aktor antagonis. Meski juga tak sedikit berperan baik, bahkan konyol.
Seperti di film Easy Money, di mana dirinya menjadi polisi detektif idealis, atau di film Secret of the Rose bersama Jackie Chan di mana ia menjadi kepala gangster. Di situ, Lo berakting dengan wajah khasnya; dingin dan sangar, namun banyak adegan kocak yang harus dilakoninya bersama Jackie Chan.
Baca Juga : Perang Kota : Kesegaran Konsep di Bursa Perfilman Indonesia
Lo Lieh tutup usia pada 2 November 2002 di Guangzhou, China. Bisa dibilang, sepertiga dari 63 tahun umurnya, didedikasikan pada dunia film.
Dari sekian puluh film yang ia bintangi, dua filmnya; Karate Sabuk Hitam (1977) dan Scorpio (1978), menjadi ajang kangennya ‘pulang kampung’. karena merupakan joint venture perusahaan film Indonesia dengan Hongkong dan berlokasi di negeri kelahirannya ini. [Red]
Discussion about this post