Kalteng Today – Sampit, – Petani di Desa Handil Sohor Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kabupaten Kotawaringin Timur. Kalimantan Tengah benar-benar terpuruk akibat banjir yang terjadi berturut-turut lebih dari empat hari pada awal Oktober 2020. Seluruh tanaman pertanian rusak.
Seorang petani di Desa Handil Sohor, Ferry mengatakan banjir tak hanya merusak sawah.
Tanaman yang berada di ladang pun terdampak dan rusak lantaran rendaman air. Banjir juga membuat tanaman kacang, cabai, terong, bahkan pisang tidak bisa di panen.
“Semuanya mati. Yang bisa bertahan Cuma kelapa dan akasia,” ucapnya, kepada kaltengtoday.com, Selasa (6/10/2020) via pesan singkat jejaringan media sosial.
Padahal, kata Ferry, cabai, terong, dan tanaman hortikultura lainnya merupakan penopang petani untuk dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari sebelum panen padi. Kini petani benar-benar nyaris tanpa penghasilan.
Ia mengatakan, secara turun temurun masyarakat sudah paham bahwa banjir terus terjadi di kawasan pesisir dan menjadi banjir musiman.
Namun, tahun ini adalah banjir terburuk karena banjir merendam hingga satu meter lebih. Sedangkan di area sawah, banjir mencapai 1,5-2 meter.
“Selama saya di sini, ini banjir yang terberat tanaman tidak bisa di panen, debit air sejak tanggal 2 Oktober 2020 kemarin, mencapai tinggi dada orang dewasa,” ungkapnya.
Baca Juga: Kecamatan MHU Adakan Sosialisasi Perbup Nomor 29 Tahun 2020
Dia mengatakan, meski banjir sudah berangsur surut, namun petani belum mau menanam ulang. Sebagian petani sudah beberapa kali gagal tanam.
Dia berharap pemerintah memperhatikan nasib petani di wilayah selatan Kotim apalagi saat ini ribuan warga masih terdampak banjir ditengah pandemi Covid-19. [Red]
Discussion about this post