kaltengtoday.com, – Sports, – Kabar gembira kembali datang dari tim nasional cabang olahraga bulu tangkis tanah air, pada hari Minggu (17/10/2021), Indonesia akhirnya berhasil meraih kembali gelar juara dan mengangkat Piala Thomas setelah 19 tahun absen mendapat kehormatan tersebut.
Kabar ini jelas jadi angin segar dan berita baik yang disambut apresiasi besar dari masyarakat khususnya pencinta olahraga bulu tangkis di tanah air, karena sebelum 19 tahun absen dari gelar juara, Indonesia sebagai salah satu negara asal pemain bulu tangkis terbaik sekaligus legendaris dunia memang dipandang sebagai salah satu negara yang kerap ‘langganan’ menyabet juara Thomas sejak tahun 1950-an.
Berdasarkan informasi yang dipublikasi oleh Goodstats.id, gelar pertama Indonesia sebagi juara pertama Piala Thomas dimulai sejak tahun 1958, dalam gelaran internasional yang awalnya rutin diadakan setiap dua tahun tersebut, Indonesia terus mempertahankan gelar juara sampai tahun 1964.
Sempat direbut Malaysia di tahun 1967 saat kejuaraan tersebut berubah menjadi diselenggarakan tiap tiga tahun sekali, tapi Indonesia berhasil mengambil balik gelar juara dan mempertahankannya selama empat kali kejuaraan berturut-turut dari tahun 1970-1979.
Dari tahun 1982-1992, Indonesia terhitung hanya satu kali meraih gelar juara yaitu di tahun 1984. Sedangkan pada ajang Piala Thomas sisanya, gelar juara lebih banyak dikuasai oleh China dan terakhir Malaysia di tahun 1992.
10 tahun berselang setelah absen menguasai gelar juara berturut-turut, kejayaan kembali diraih setelah timnas bulu tangkis tanah air kembali bangkit dan menunjukkan keperkasaannya dengan meraih sekaligus mempertahankan Piala Thomas mulai tahun 1994-2002.
Siapa sangka, kalau keberhasilan yang diraih pada tahun 2002 nyatanya menjadi kali terakhir Indonesia mengangkat Piala Thomas sebagai juara dan harus absen untuk dapat meraih posisi tersebut selama 19 tahun setelahnya.
Selama 19 tahun itu pula, China kembali mendominasi dan perjuangan Indonesia beberapa kali harus rela terhenti sampai di babak perempat final, semifinal, atau bahkan keluar sebagai juara kedua (runner up).
Tapi di tahun ini, tepatnya gelaran Piala Thomas 2020 yang terpaksa harus diundur karena pandemi dan terselenggara di tahun 2021 layaknya Olimpiade, kerinduan para atlet sekaligus pencinta bulu tangkis di tanah air akan trofi Piala Thomas akhirnya terbayarkan saat gelar juara akhirnya berhasil kembali diraih.
Indonesia menang telak 3-0 atas China
Seakan membalas secara penuh dominasi riwayat juara yang selama ini dikuasai oleh China, pembalasan maksimal diberikan Indonesia lewat skor 3-0 pada pertandingan partai final yang puncaknya berlangsung pada hari Minggu lalu.
Berlangsung di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, pertandingan partai semifinal dibukan dengan kompetisi antara tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting yang menang saat melawan Lu Guang Zu. Ginting itu meraih kemenangan di tiga gim dengan skor 18-21, 21-14, dan 21-16.
Kesukseskan Ginting lalu dilanjutkan oleh pasangan ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang berhadapan dengan pasangan ganda putra China He Ji Ting/Zhou Hao Dong, kedua pasangan yang akrab disapa Fajri (Fajar Rian) tersebut menang secara straight game atau dua gim langsung dengan skor 21-12 dan 21-19.
Terakhir, sosok kunci yang dapat dikatakan sebagai penentu dari kembalinya gelar juara Piala Thomas ke Indonesia yaitu Jonatan Christie yang menyempurnakan kemenangan Indonesia setelah bertarung selama 1 jam 22 menit melawan Li Shi Feng, dengan skor akhir 21-14, 18-21, dan 21-13.
Keresahan di tengah perayaan
Langsung mendapat gelar juara, seluruh tim nasional bulu tangkis diketahui langsung berlarian ke area pertandingan dan melakukan selebrasi untuk merayakan kemenangan tersebut. Tapi, tak dimungkiri jika dibalik prestasi yang diraih, ada satu situasi yang membuat pencapaian ini terasa kurang sempurna.
Jika biasanya pada gelar kejuaraan bendera dari negara asal tim pemenang diangkat setinggi-tingginya bersamaan dengan lantunan lagu kebangsaan, hal berbeda harus dihadapi pada perayaan kemarin karena Bendera Merah Putih tak bisa atau lebih tepatnya dilarang untuk berkibar.
Bukan tanpa alasan, hal tersebut nyatanya terjadi karena Indonesia sedang dijatuhkan sanksi oleh WADA atau Badan Antidoping Dunia kepada Indonesia. WADA menilai Indonesia tidak mematuhi prosedur antidoping dalam hal ini adalah program test doping plan (TDP).
Dampak dari sanksi tersebut adalah Bendera Merah Putih dilarang berkibar di ajang internasional. Selain itu, hukuman WADA juga membuat Indonesia tak bisa menjadi tuan rumah untuk event olahraga selama sanksi berlangsung.
Baca juga : Raih Emas PON XX, Atlet Dayung Murung Raya Mengaku Kurang Diperhatikan
Sebagai gantinya, pada saat penghargaan di podium kemarin bendera yang dinaikkan adalah bendera dengan logo PBSI selaku organisasi yang menaungi para atlet bulu tangkis Indonesia.
Meski begitu, Zainudin Amali selaku Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengaku sudah bergerak cepat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dan peristiwa serupa tidak terjadi lagi.
Baca juga : Medali Emas Olimpiade Dikeluhkan Terkelupas, Ini Tanggapan Komite Olimpiade Internasional
Apapun yang terjadi, selamat untuk tim bulu tangkis Indonesia yang telah berhasil meraih gelar juara![Red]
Discussion about this post