Kaltengtoday.com, Palangka Raya – Di tengah arus transisi energi dari fosil menuju energi yang lebih bersih, sawit ke depan akan menurut Anggota DPD RI, Agustin Teras Narang komoditas Sawit menjadi salah satu andalan Indonesia.
Ia menerangkan, Sawit tidak lagi hanya sekadar menopang kebutuhan pangan, sebab olahan sawit saat ini dan ke depan akan terus dikembangkan untuk mendukung ketahanan serta kedaulatan energi.
“Untuk itu kita semua mesti memastikan bahwa sawit dapat menjadi salah satu penopang kemajuan kita di masa depan menuju era Indonesia Emas 2045,” kata Teras kepada awak media, Selasa (19/9).
Mantan Gubernur Kalteng ini menjelaskan, tentu saja banyak isu dan tantangan yang harus selesaikan, terlebih bagaimana membuat perkebunan dan industri sawit juga berlandaskan prinsip-prinsip berkelanjutan, yakni baik secara ekonomi juga secara ekologi.
Baca Juga : Â Usut Tuntas Dugaan Korupsi Proyek Peremajaan Sawit Rakyat
“Kita juga mesti memikirkan aspek keadilan serta pengelolaan isu sosial yang ada di dalamnya, agar sawit tidak menjadi sumber konflik di tengah masyarakat,” ucapnya.
Hal tersebut menurut Teras sebelumnya juga telah disampaikannya dalam Focus Group Discussion pada Selasa (12/9/2023) lalu, sekaligus ikut bersama para pemangku kepentingan sawit yang diselenggarakan oleh Sawit Watch ini.
Diri menekankan, pemerintah, pelaku dan gabungan pelaku usaha, lembaga swadaya masyarakat, hingga masyarakat itu sendiri bertemu untuk bermusyawarah sesuai tradisi lokal.
“Dalam semangat Huma Betang (Rumah Besar) elemen pemangku kepentingan sawit di Kalteng, bertemu dan merumuskan bagaimana agar seluruh pihak bisa menciptakan suasana yang kondusif. Baik bagi perusahaan perkebunan, baik bagi masyarakat, lingkungan, juga bagi pemerintah setempat. Ini prinsip yang mesti kita jaga, meski ini tidak mudah karena ada tarik menarik kepentingan,” ungkapnya.
Sebagai bagian dari pemerintah daerah Kalteng dulu, semangat ini yang dirinya bawa selalu. Seperti dalam perumusan, perencanaan, dan penyusunan kebijakan, Teras mengaku selalu mendengar masukan dari semua pihak secara terbuka.
Baca Juga : Â Kasus Peremajaan Sawit Rakyat Di Katingan Bergulir
“Berdasarkan masukan semua, kita merumuskan kebijakan yang berkeadilan dan berkemanfaatan. Itu sebabnya kita pernah membuat terobosan kebijakan Perda No 5 tahun 2011 tentang Pengelolaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan yang mendahului lahirnya UU No 39 tahun 2014 tentang Perkebunan dengan semangat yang sama,” bebernya.
Teras berharap, melalui Focus Group Discussion tersebut seluruh masalah dapat diinventarisasi dan dicarikan solusi bersama, selanjutnya seluruh pemangku kepentingan dapat bekerja sama dengan lebih baik ke depannya.
“Berkolaborasi untuk menghasilkan manfaat yang besar bagi masyarakat, termasuk pelaku usaha, bangsa, dan negara. Bukan saja untuk pelaku usaha, atau pemerintah saja,” ujarnya.
Ia mengajak secara bersama berpikir konstruktif dan menciptakan kondisi yang nyaman bagi semua pihak. Masyarakat agar menjadi bagian dari keamanan perkebunan sawit karena kemitraan yang bersinergis dan berjalan baik.
Baca Juga : Â Warga Pelantaran Hadang Diduga Preman Masuk ke Kebun Sawit
“Untuk ini langkah-langkah strategis ke depan mesti dibangun bersama agar tidak memicu masalah sosial yang justru merugikan kita semua,” sebutnya.
Ia mengajak untuk membangun forum bersama dalam rangka melahirkan solusi pola kemitraan kebun sawit berkelanjutan, memperhatikan lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat di Bumi Tambun Bungai.
“Semua guna terciptanya keadilan, kemanfaatan, kemakmuran, dan kesejahteraan bersama, dalam semangat Huma Betang (Rumah Besar) milik kita bersama,” tutupnya.[Red]
Discussion about this post