Kalteng Today – Lifestyle, – Mungkin tak banyak orang yang mengetahui akan retensi air, yang dapat berbahaya bagi tubuh jika dibiarkan. Retensi air, merupakan terjadinya cairan berlebih yang kemudian menumpuk dalam tubuh kita. Selain disebut dengan retensi air, biasanya dikenal pula dengan sebutan edema.
Letak terjadinya retensi air tersebut, adalah di dalam sistem peredaran darah atau di dalam jaringan dan rongga. Hal ini yang dapat menyebabkan pembengkakan di tangan, lengan, pergelangan kaki, serta kaki.
Dalam kasus pembengkakan yang ringan dan bukan berdasarkan kondisi kesehatan berat yang sedang dialami, sangat mungkin bagi Anda untuk dapat mengurangi retensi air tersebut dengan beberapa tips sederhana.
Berikut di bawah ini, 6 cara untuk mengurangi retensi air dalam tubuh, beserta dengan penjelasannya:
- Kurangi asupan garam.
Garam terbentuk dari natrium dan klorida. Natrium bertugas mengikat air dalam tubuh, serta membantu menjaga keseimbangan cairan, baik yang berada di dalam maupun di luar sel.
Jika kita terlalu banyak makan makanan yang tinggi dengan kandungan garam, seperti pada makanan olahan, maka tubuh akan menahan air. Karenanya, disarankan untuk mengurangi asupan natrium agar retensi air dapat berkurang.
Namun, terdapat beberapa penelitian yang memiliki penemuan berbeda terhadap reaksi tersebut. Ada yang menemukan peningkatan asupan natrium dapat menyebabkan peningkatan retensi cairan di dalam tubuh. Dan, ada pula penelitian yang mengemukakan bahwa pada pria sehat tidaklah ditemukan efek yang sama. Oleh sebab itu, hasilnya mungkin tergantung pada tiap orang.
- Tingkatkan asupan magnesium.
Salah satu mineral yang sangat penting bagi tubuh kita adalah magnesium. Karena, magnesium terlibat dalam 300 reaksi enzimatik yang fungsinya untuk menjaga tubuh. Selain itu, dengan meningkatkan asupan magnesium, maka dapat membantu mengurangi retensi air.
Sebuah penelitian menemukan fakta bahwa dengan mengonsumsi 200 miligram magnesium per hari dapat mengurangi retensi air pada wanita saat mengalami gejala PMS atau pramenstruasi.
Makanan yang mengandung banyak magnesium, diantaranya kacang-kacangan, biji-bijian, cokelat hitam, serta sayuran hijau yang berdaun.
- Tingkatkan asupan vitamin B6.
Vitamin B6 sangat penting untuk pembentukan sel darah merah serta fungsi lainnya dalam tubuh. Vitamin B6 juga terbukti dapat mengurangi retensi air pada wanita yang mengalami sindrom pramenstruasi.
Makanan yang kaya akan vitamin B6, diantaranya pisang, kentang, kenari, serta daging.
Â
Â
- Konsumsi makanan yang kaya kalium.
Kalium memiliki beberapa fungsi penting bagi tubuh, salah satunya mengirim sinyal yang membuat tubuh tetap berjalan. Selain itu, kalium berperan dalam kesehatan jantung.
Kalium membantu mengurangi retensi air dengan dua cara, yaitu menurunkan kadar natrium dan meningkatkan produksi urin.
Makanan yang tinggi akan kalium, yaitu pisang, alpukat, serta tomat.
- Konsumsi dandelion.
Mengonsumsi dandelion atau taraxacum officinale, yang merupakan ramuan yang telah lama digunakan sebagai diuretik alami dalam dunia pengobatan tradisional. Diuretik alami tersebut dapat membantu mengurangi retensi air, yaitu dengan membuat kita lebih sering buang air kecil.
Pada sebuah penelitian yang melibatkan 17 relawan yang mengonsumsi tiga dosis ekstrak daun dandelion selama 24 jam. Mereka melaporkan jika setelahnya terdapat peningkatan signifikan dalam jumlah urin yang dihasilkan, dan terus berlanjut hingga hari-hari berikutnya.
Dari hasil penelitian tersebut, menunjukkan bahwa ekstrak dandelion mungkin termasuk sebagai diuretik yang efektif. Terlebih lagi, terdapat penelitian lainnya yang menunjukkan bahwa dandelion juga memiliki banyak manfaat potensial lainnya.
- Hindari karbohidrat pada makanan olahan.
Memakan makanan olahan dapat menyebabkan lonjakan tinggi pada gula darah dan kadar insulin. Tingkat insulin yang tinggi akan menyebabkan tubuh menahan lebih banyak natrium, dengan meningkatnya reabsorpsi natrium pada ginjal. Hal itu menyebabkan lebih banyak volume cairan yang masuk dalam tubuh Anda.
Yang termasuk dalam karbohidrat pada makanan olahan, diantaranya gula olahan seperti gula meja, biji-bijian, dan tepung putih.
Baca juga :Â Jaga Kesehatan dan Protokol Kesehatan
Banyak faktor yang dapat menyebabkan retensi air dapat terjadi, beberapa diantaranya malah terjadi akibat hal yang tak serius, diantaranya dialami oleh wanita sebelum periode menstruasi, dan wanita selama masa kehamilan. Retensi air juga sering kali dialami oleh orang yang tidak aktif secara fisik, seperti orang yang berbaring lama di tempat tidur atau duduk di kursi dalam penerbangan selama berjam-jam.
Tetapi, retensi air sangat mungkin terjadi ketika sedang mengalami kondisi yang sangat parah, seperti gangguan pada fungsi ginjal dan jantung. Jika, Anda mengalami retensi air yang terjadi secara terus-menerus dan berlangsung semakin parah, maka segera temui dokter untuk mendapatkan bantuan medis yang tepat.[Red]
Discussion about this post